Sekitar 82% eksekutif perusahaan besar di Indonesia memandang bahwa AI generatif alias generative AI sebagai salah satu dari tiga prioritas teratas mereka. Merupakan salah satu temuan dari survei YouGov yang dikemukakan Salesforce di Jakarta belum lama ini, Salesforce pun menegaskan bahwa Agentforce bisa membantu para perusahaan di Indonesia menggunakan AI (artificial intelligence), termasuk AI generatif.
Salesforce mengungkapkan Agentforce ke dunia di San Francisco, Amerika Serikat pada bulan September lalu, seperti diberitakan di sini. Salesforce Agentforce merupakan sekumpulan autonomous AI agent. Namun, Salesforce Agentforce tidak hanya menawarkan sejumlah autonomous AI agent siap pakai, melainkan juga membolehkan suatu perusahaan membangun autonomous AI agent-nya sendiri dengan mudah.
Salesforce menilai pemakaian AI ala copilot di berbagai perusahaan sejauh ini kurang efektif dan mengeklaim Agentforce adalah bagaimana seharusnya AI dipakai membantu para perusahaan tersebut. Dengan kata lain, Salesforce percaya Agentforce akan membantu para perusahaan memanfaatkan AI secara efektif.
“Kita sudah masuk ke dalam yang namanya wave ketiga, ya. Wave ketiga itu adalah yang namanya autonomous. Saya punya kebetulan kesempatan, bulan lalu saya ke San Francisco, kebetulan kita launching nih, kita sempat diskusi tadi ya, kita lanching yang namannya Agentforce: autonomous agent,” ujar Iman Muhammad (Country Leader, Salesforce Indonesia).
“Apa itu Agentforce? Agentforce adalah that’s real AI meant to be. That’s how human sama autonomous agent itu drive customer success bersama-sama,” lanjut Iman Muhammad sembari menyebutkan bahwa gelombang pertama dari AI alias wave pertama dari AI adalah predictive AI alias AI prediktif dan gelombang kedua dari AI adalah AI ala copilot.
Adapun survei YouGov yang dimaksud dipesan oleh Salesforce dan memiliki responden sejumlah 207 eksekutif, tepatnya level C, dari aneka departemen di perusahaan dengan setidaknya 250 pegawai. Survei dilakukan secara daring dan anonim dari 22 sampai 24 Juli 2024.
Selain merupakan salah satu prioritas, Salesforce mengemukakan bahwa sekitar 50% responden menyatakan memiliki suatu strategi AI generatif yang jelas dan terdefinisi. Tak hanya itu, sekitar 25% responden bahkan percaya CEO (chief executive officer) bertanggung jawab untuk integrasi AI generatif yang berhasil di perusahaannya.
Salesforce Agentforce: Datang dari Dalam dan Otonom
Saat mengungkapkan Agentforce ke dunia, Salesforce menegaskan bahwa keunggulan Agentforce adalah datang dari dalam platform Salesforce dan bukan ditambahkan di atas platform/aplikasi seperti berbagai copilot. Selain itu, para copilot juga bergantung pada permintaan manusia seperti prompt, sedangkan Salesforce Agentforce diklaim bekerja secara otonom.
Salesforce pun mengatakan aneka copilot mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan tugas-tugas yang rumit maupun multilangkah, tetapi tidak halnya Agentforce yang menawarkan kecanggihan lebih tinggi dengan bekerja secara otonom tadi. Salesforce Agentforce bisa mengambil data yang tepat sesuai kebutuhan, membangun rencana-rencana aksi untuk setiap tugas, dan mengeksekusi rencana-rencana itu tanpa intervensi manusia.
Namun, Salesforce memastikan semua hal yang dilakukan Agentforce akan tetap sesuai dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan. Terdapat guardrail yang bisa ditentukan oleh perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan Salesforce Agentforce.
Hambatan Adopsi AI Generatif
Menurut Salesforce terdapat sejumlah hambatan bagi para perusahaan di tanah air dalam mengadopsi AI generatif. Dua yang menonjol adalah hambatan yang berhubungan dengan data dan hambatan yang berhubungan dengan biaya.
Hambatan yang berhubungan dengan data adalah tidak lengkapnya data yang dipakai untuk melatih model-model AI yang digunakan. Tidak lengkapnya data para pelanggan/data suatu perusahaan yang dipakai antara lain karena data yang dimaksud tersebar di berbagai tempat penyimpanan alias di berbagai silo.
“AI sebenarnya perlu didasarkan pada data perusahaan Anda. Data perusahaan yang memberikan Anda respons kontekstual yang benar-benar bisa Anda tindak lanjuti. Dan jika Anda tidak menyatukan data Anda, akan ada batasan dalam hal seberapa efektif sebenarnya AI Anda nantinya. Anda tidak akan memiliki suatu pandangan penuh tentang pelanggan Anda, katakanlah [pandangan] 360 [derajat],” jelas Huzefa Bandukwala (Solutions Leader, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam, Salesforce).
“Rata-rata perusahaan memiliki sekitar seribu aplikasi perusahaan yang berbeda dan sekitar 72% di antaranya sesungguhnya tidak terhubung. Dan itu adalah data yang terjebak yang sebenarnya adalah nilai yang terjebak juga,” tambah Huzefa Bandukwala.
Sementara hambatan yang berhubungan dengan biaya, utamanya bila suatu perusahaan membuat model AI custom-nya maupun autonomous AI agent-nya sendiri. Model AI yang custom tak jarang diperlukan suatu perusahaan karena model-model AI populer yang tersedia kadang kurang sesuai sebab dilatih dengan data publik: belum dilatih dengan data perusahaan itu. Adapun pemakaian AI ala autonomous AI agent diklaim lebih efektif dari ala copilot.
Membuat model AI custom secara mandiri umumnya akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang tidak sebentar. Begitu pula membuat autonomous AI agent ala agen Agentforce secara mandiri. Hasil yang diperoleh para perusahaan yang melakukannya pun nantinya belum tentu langsung seperti yang diharapkan.
Mengatasinya tentu saja bisa dengan memakai Salesforce Agentforce, apalagi bila sang perusahaan sudah menggunakan platform Salesforce alias Salesforce Platform. Lagi pula Salesforce Agentforce membolehkan suatu perusahaan dengan mudah membangun satu atau lebih autonomous AI agent-nya sendiri yang sesuai kebutuhan/keinginannya.
Salesforce Data Cloud: Menyatukan Data yang Tersebar
Sementara mengatasi data yang tersebar, Salesforce menawarkan Data Cloud. Seperti dituliskan di sini, Salesforce menjelaskan Data Cloud sebagai sebuah platform data yang menyatukan seluruh data suatu perusahaan — para data yang tak jarang terpisah-pisah tempat penyimpannya itu — ke platform Salesforce.
Salesforce Data Cloud membolehkan para tim di perusahaan bersangkutan untuk mendapatkan pandangan menyeluruh, pandangan 360°, dari suatu konsumen sehingga bisa mendorong otomatisasi dan analisis, personalisasi keterlibatan, dan pemberdayaan AI tepercaya.
Salesforce pun menekankan bahwa kini Data Cloud merupakan hal paling penting dari platformnya serta adalah fondasi dari Agentforce. Seperti ada yang menyebutkan, AI bisa dibilang data plus komputasi. Dengan kata lain, data adalah sangat penting, bahkan hal mendasar untuk AI, termasuk Salesforce Agentforce.
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR