Model open-source yang lebih kecil dan spesifik muncul sebagai alternatif yang kuat untuk berbagai aplikasi AI: Model yang dibangun untuk tujuan tertentu akan semakin diminati, termasuk rancangan untuk bahasa lokal, nuansa konteks regional, dan tugas komputasi yang lebih sederhana. Model "Rightsizing AI" ini memerlukan data pelatihan yang jauh lebih sedikit dan menghasilkan jejak karbon yang lebih kecil dibandingkan dengan model bahasa besar yang saat ini mendominasi diskusi AI.
Perusahaan mengadopsi tools baru untuk meningkatkan visibilitas, tata kelola, dan integrasi AI yang lancar: Organisasi di Asia-Pasifik akan semakin memanfaatkan model AI open-source untuk mendorong inovasi dan efisiensi. "Unified AI" dengan alat orkestrasi yang canggih akan menyederhanakan manajemen solusi, memberikan fleksibilitas, efisiensi biaya, keamanan yang lebih baik, serta integrasi yang lancar antar berbagai penyedia.
Agen AI mendefinisikan ulang masa depan dunia kerja: Perusahaan akan semakin merancang alur kerja yang bersifat agentic, didukung oleh agen AI, untuk secara mandiri menjalankan tugas, berkolaborasi dengan pekerja manusia, dan menciptakan nilai tambah bagi bisnis. "Agentic AI", yang menggabungkan AI dengan otomatisasi, memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi operasional, pengalaman pelanggan, dan pengambilan keputusan.
Namun, organisasi perlu menetapkan batasan internal dan secara berkala mengevaluasi model dasar untuk memastikan penggunaan yang etis dan bertanggung jawab.
Inovasi yang berpusat pada manusia mendorong fase berikutnya dari AI: Meskipun alat produktivitas telah menjadi fokus utama dalam adopsi AI, masa depan AI terletak pada pemanfaatannya untuk meningkatkan pengalaman dan kemampuan manusia.
“Pendekatan pada Human-Centric AI” akan menjadi alat yang kuat bagi karyawan untuk memperluas peran mereka, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan membuka peluang baru bagi kreativitas dan inovasi. Dengan memprioritaskan desain solusi AI yang empatik, organisasi dapat membangun hubungan pelanggan yang lebih kuat sekaligus meningkatkan loyalitas terhadap merek," ujarnya.
“Manusia memiliki peran tak tergantikan pada evolusi AI. Keterlibatan manusia diperlukan di setiap tahap perkembangan teknologi ini, termasuk pengawasan terhadap aplikasi-aplikasi yang krusial,” kata Ullrich Loeffler, CEO Ecosystm.
“Tujuan AI harus selalu memberikan dampak positif bagi dunia, membangun budaya kepercayaan, kolaborasi, dan penciptaan bersama. Kemajuan harus didasarkan pada gagasan bahwa AI berfungsi untuk meningkatkan, bukan menggantikan, manusia, dengan keduanya bekerja dan berkembang secara harmonis," ucapnya.
Baca Juga: Jadikan AI Prioritas, Perusahaan Yakin Raih Banyak Keuntungan
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR