Tantangan Kebutuhan Listrik dan Pengelolaan Panas
Dampak AI terhadap pusat data atau data center ini terutama dalam hal kebutuhan daya komputasi yang sangat besar. AI memerlukan server dengan GPU atau TPU yang mampu memroses model-model AI yang kompleks dan intensif. "AI membutuhkan kapasitas komputasi yang sangat besar dan kompleks," ujar Halim.
Walhasil infrastruktur data center harus mampu menangani beban kerja yang dinamis serta volume data yang besar. Selain itu, beban kerja AI yang terus meningkat mendorong operator data center untuk mengadopsi solusi komputasi dan penyimpanan yang lebih canggih guna memenuhi tuntutan ini.
Salah satu tantangan utama dari penerapan AI di data center adalah pengelolaan panas yang dihasilkan oleh server berkapasitas tinggi. Dengan semakin banyaknya penggunaan GPU dan TPU, "solusi pendinginan yang lebih baik – apakah itu pendinginan udara, cair, atau dengan sistem hybrid – harus dirancang untuk menangani beban panas ini,” jelas Hendrikus Gozali.
Ia menambahkan bahwa hal ini menjadi lebih kritikal di wilayah dengan iklim tropis, yang memiliki suhu dan kelembapan tinggi sehingga akan lebih sulit untuk menjaga efisiensi pendinginan.
Ia juga menyoroti inisiatif seperti Sustainable Tropical Data Centre Testbed (STDCT) di Singapura yang memperlihatkan betapa pentingnya solusi pendinginan yang inovatif dan berkelanjutan di kawasan dengan tantangan lingkungan yang unik.
Selain itu, AI juga menimbulkan tekanan yang lebih besar pada kapasitas daya listrik di data center. Beban kerja AI yang intensif membutuhkan lebih banyak daya, mendorong data center untuk mengembangkan kapasitas listrik yang jauh lebih besar dibandingkan satu dekade lalu. "Saat ini, data center membutuhkan kapasitas listrik yang lebih banyak daripada sebelumnya," kata Hendrikus. Sepuluh tahun yang lalu, fasilitas data centre biasanya menawarkan kapasitas dengan 10MW, tapi kampus dengan kapasitas di atas 100MW merupakan hal yang umum dijumpai saat ini.
Kondisi ini membuat konsumsi energi menjadi perhatian utama, sehingga operator data center harus menyeimbangkan antara memenuhi kebutuhan komputasi AI dan menjaga keberlanjutan operasional.
Investasi & Penyesuaian Infrastruktur
Dalam menghadapi perubahan yang disebabkan oleh perkembangan AI, kedua penyedia data center menekankan pentingnya investasi dan penyesuaian infrastruktur.
Halim menjelaskan bahwa OMNI Data Center Indonesia mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung tren adopsi AI dengan berinvestasi pada perangkat keras berperforma tinggi, peningkatan sistem pendinginan, dan penyesuaian desain ruang data center untuk mengakomodasi kebutuhan energi dan pendinginan yang lebih tinggi.
“Kami juga mengembangkan solusi yang lebih fleksibel dan terukur (scalable), yang memungkinkan pelanggan kami untuk menyesuaikan kebutuhan komputasi mereka seiring dengan perkembangan teknologi AI,” ujarnya.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR