Sementara itu, Hendrikus menyoroti pentingnya memenuhi kebutuhan daya dan pendinginan canggih, seperti pendingin cair atau immersion, untuk mengelola keluaran panas yang tinggi dari perangkat keras AI. Ia juga menekankan pentingnya sistem distribusi daya yang kuat untuk mendukung konsumsi energi yang semakin tinggi. Menurut Hendrikus, STT GDC Indonesia juga memastikan kepatuhan terhadap standar infrastruktur data center internasional sebagai bukti komitmen terhadap keandalan dan kinerja.
Selain itu, perusahaan juga fokus pada pengembangan keterampilan staf dan kemitraan industri. "Kerja sama ini memungkinkan kami untuk tetap berada di garis depan teknologi dan praktik terbaik,” tandas Hendrikus.
Ini yang Dibutuhkan Data Center untuk AI
Saat ini, standar khusus untuk AI data center masih dalam tahap perkembangan dan menjadi topik diskusi di kalangan penyedia data center.
Menurut Halim, beberapa aspek yang dibahas mencakup efisiensi energi, pengelolaan panas, serta keamanan data dan privasi. “Sebagai penyedia layanan pusat data, kami terus memantau perkembangan ini dan berpartisipasi dalam diskusi industri untuk memastikan infrastruktur kami tetap relevan dan mendukung kebutuhan AI," katanya.
Sementara itu, Hendrikus menambahkan bahwa meskipun belum ada standar spesifik yang mendefinisikan data center siap AI, operator data center harus mempertimbangkan faktor-faktor penting seperti perangkat keras khusus AI yang memerlukan daya lebih tinggi, sistem distribusi daya yang mampu mendukung beban besar, serta solusi pendinginan yang inovatif.
"Peningkatan densitas daya juga menghasilkan lebih banyak panas, sehingga solusi pendinginan, seperti pendinginan cair, menjadi penting untuk mengelola beban panas secara efisien,” jelasnya.
Selain itu, jaringan berkinerja tinggi dengan latensi rendah juga menjadi kunci untuk memastikan infrastruktur berfungsi optimal dalam mendukung aplikasi AI, sementara keberlanjutan operasional menjadi aspek penting untuk jangka panjang.
Seiring perkembangan AI, perusahaan perlu menyesuaikan data centernya untuk mengakomodasinya. Infrastruktur yang efisien dan tepat akan mendukung adopsi teknologi ini, memastikan daya saing, dan memanfaatkan potensi AI secara optimal. Perusahaan yang beradaptasi dengan perubahan ini akan lebih siap menghadapi tantangan pasar dan menciptakan peluang baru di era digital yang semakin kompetitif.
Baca juga: Avanade Ungkap Ambisi AI di Pasar Menengah dan Masalah yang Dihadapi
Baca juga: IBM: Pengembalian Investasi AI Jadi Prioritas Utama di Asia-Pasifik
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR