Apple akan mengusung layar organic light-emitting diode (OLED) untuk ketiga iPhone terbarunya yang akan hadir pada tahun depan. Apple memilih layar OLED karena kualitas layar itu lebih cerah dan tajam daripada layar liquid crystal display (LCD).
Hal itu terungkap dari sumber internal di pemasok Apple. Seperti biasa, Apple yang sangat menjaga kerahasiaan produk baru, menolak memberikan komentar apapun terkait laporan tersebut.
Teknologi OLED memang menawarkan tampilan yang lebih kaya warna dan tajam, meski harus ditebus dengan harga yang lebih mahal. Keputusan Apple yang menggunakan layar OLED untuk iPhone di masa depan itu dipastikan akan menaikkan harga iPhone yang saat ini sudah terbilang mahal.
Saat ini baru iPhone X yang menggunakan layar OLED, sementara iPhone lainnya seperti iPhone 8 dan iPhone 8 Plus masih menggunakan layar LCD. Apple sendiri membanderol iPhone X senilai USD 1.000 atau sekitar Rp13.9 jutaan.
Karena itu, vendor smartphone biasanya hanya menggunakan layar OLED untuk smartphone flagship atau terbaik dan memiliki harga seperti iPhone X.
Electronic Times melaporkan, keputusan Apple yang akan menggunakan layar OLED di masa depan membuat saham Japan Display anjlok 10 persen. Hal ini mengingat Japan Display adalah salah satu pemasok utama layar LCD iPhone dan kini tertinggal dari pesaingnya di Korsel dalam urusan produksi OLED.
Japan Display yang sedang mengencangkan ikat pinggangnya berencana memproduksi panel OLED untuk ponsel pintar pada 2019 dan sedang mencari investor baru untuk mendanai proyek tersebut.
"Pemerintah Jepang akan terus memberikan bantuan kepada Japan Display tetapi namun mereka sangat lamban dalam mengejar ketertinggalan dari pesaingnya di Korsel untuk OLED," kata Masayuki Otani (Analis Securities Japan) seperti dilansir Reuters.
Japan Display berdiri dari penggabungan bisnis tampilan Hitachi, Toshiba, dan Sony yang penyatuannya dibantu oleh lembaga pemerintah Innovation Network Corp of Japan.
Source | : | Reuters,CNBC |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR