Setiap perusahaan memiliki ciri khas budaya kerja sendiri dan berbeda dengan perusahaan lainnya.
Budaya kerja itulah yang mencetak para karyawan yang berkualitas untuk meningkatkan nilai dan pendapatan perusahaan.
Manny Medina yang pernah bekerja sebagai karyawan Amazon dan Microsoft berkenan membeberkan pengalaman dan perbedaan budaya kerja di kedua perusahaan tersebut. Medina mengatakan Amazon dan Microsoft memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjalankan bisnisnya.
"Jika Anda ingin bekerja di Amazon atau Microsoft, tentu saja Anda harus mampu berpikir secara teknis dan mampu melihat bagaimana kemampuan Anda dapat diaplikasikan
pada perusahaan tersebut," ucapnya.
Medina pertama kali bekerja di Amazon pada 2003 sebagai tim Web Services. Ia melihat Amazon melakukan pendekatan bottom-up dalam menjalan bisnisnya. Amazon sangat memperhatikan detail dan keberhasilan-keberhasilan kecil.
"Amazon adalah perusahaan ritel online sehingga keputusan sekecil apapun akan menentukan nilai keseluruhan perusahaan," ucapnya.
Sebaliknya, Medina melihat Microsoft melakukan pendekatan top down dan lebih fokus terhadap keseluruhan perusahaan dan goal. Ia bergabung dengan Microsoft pada 2005 sebagai Business Development.
"Microsoft selalu terobsesi dengan stratergi," katanya seperti dikutip CNBC.
Selain budaya kerja, kedua perusahaan teknologi ternama itu juga memiliki gaya gaya kepemimpinan yang berbeda.
Medina melihat Jeff Bezos (CEO Amazon) sangat terlibat dalam aspek sehari-hari di Amazon dan para karyawan akan sering bertemu Jeff Bezos di kantor dan
mereka harus siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan oleh Bezos.
Sebaliknya, Satya Nadella (CEO Microsoft) mengedepankan komunikasi yang baik sehingga para karyawan dapat bekerja dengan efisien.
Setelah 8 tahun bekerja di perusahaan idaman sekian banyak orang, ia memutuskan untuk keluar pada 2011 untuk membuat bisnis start-up nya sendiri Outreach. Saat ini Outreach sudah memiliki nilai sebesar USD 500 juta.
"Kalau saya bisa mengulang waktu, saya akan langsung mendirikan start-up karena pengalaman yang saya dapatkan dari mendirikan start-up memberikan saya jauh lebih
banyak pengalaman," ucapnya.
"Kumpulan masalah yang dapat saya selesaikan setiap harinya sangat penuh dengan wawasan yang berhasil memuaskan rasa keingintahuan saya," pungkasnya.
Medina pun menggabungkan strategi kedua perusahaan teknologi raksasa itu sebagai pedomannya dalam menjalankan bisnisnya.
"Saya menggunakan taktik Amazon untuk membuat perkembangan layaknya Microsoft," tutupnya.
Source | : | CNBC |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR