Epic Games memutuskan untuk melakukan distribusi game Fortnite versi Android secara independen, bukan melalui toko aplikasi resmi Google Play Store.
Selain menghindari bagi hasil 30 persen dengan Google, disinyalir ada tujuan lain dari keputusan tersebut.
Dengan mendistribusikan sendiri Fortnite untuk Android, Epic Games bisa mendeteksi apabila ada gamer yang menggunakan file installer APK hasil modifikasi, misalnya untuk cheating alias curang dalam game.
Epic kemudian bisa mengidentifikasi ponsel yang menggunakan APK modifikasi tersebut, lalu memblokir perangkat bersangkutan selamanya.
Identifikasi perangkat bisa terjadi karena Epic Games dapat melihat unique identifier ponsel yang bersifat permanen dan tak bisa diubah oleh pengguna, seperti nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity).
Pemblokiran (ban) ini diduga bersifat permanen lantaran melekat pada identifikasi hardware perangkat, bukan hanya akun sang gamer saja.
Berdasarkan informasi yang dirangkum SlashGear, Epic Games mampu melihat IMEI lantaran APK Fortnite yang didistribusikan secara independen itu menarget Android 5.0 Lollipop, bukan Marshmallow 6.0 ke atas.
Android Lollipop dan versi lebih awal diketahui hanya menampilkan satu permintaan untuk permission access oleh aplikasi tanpa diperdetail lebih lanjut secara individual.
APK Fortnite pun lebih leluasa mengakses ponsel, termasuk nomor IMEI tadi. Lantaran ini pula Epic Games disinyalir tak menyertakan Fortnite di Google Play Store.
Sebab, toko resmi Google tersebut tidak membolehkan aplikasi menarget API Lollipop atau versi Android yang lebih lama.
Pembatasan API berdasar versi Android ini agaknya tak berlaku untuk toko aplikasi Samsung, tempat Epic Games menggelar versi beta Fortnite.
Untuk sementara waktu hanya para pengguna perangkat Samsung seperti seri Galaxy Note 9, Galaxy S9, Galaxy S7, dan Galaxy Tab 4 yang bisa bermain Fortnite (beta).
Memang, sudah beredar APK hasil modifikasi yang memungkinkan Fortnite dipasang di perangkat Android selain Samsung. Namun, pengguna APK oprekan ini berisiko diblokir selamanya oleh Epic Game lewat teknik identifikasi hardware di atas.
Ancaman sekuriti Fortnite tak akan selamanya eksklusif hanya untuk perangkat Samsung. Namun, ketika sudah final nanti, Fortnite akan dirilis untuk semua perangkat Android, dengan catatan hanya bia diunduh lewat situs Epic Games, bukan Google Play Store.
Layaknya memasang aplikasi dari file APK pihak ketiga, pengguna pun harus mengaktifkan opsi sekuriti “install app from unknown sources” di menu setting perangkat Android agar bisa melakukan instalasi Fortnite.
Masalahnya, apabila lupa dimatikan setelah selesai memasang APK, mengaktifkan opsi ini membuat perangkat juga rawan terinfeksi malware karena ponsel tidak memblokir instalasinya.
Peringantan yang dimunculkan Google Play Store ketika pengguna mencari game Fortnite. (Phone Arena) Toko Google Play Store pun bisa diduga bakal kebanjiran aplikasi “clone”Fortnite yang berupaya menyaru sebagai game tersebut untuk menipu pengguna yang tidak tahu bahwa Fortnite mesti diunduh dari situs Epic Games.
Aplikasi-aplikasi palsu ini bisa merugikan pengguna, misalnya dengan menampilkan aneka macam iklan atau in-app purchase untuk menguras kantong.
Menyadari hal itu, Google selaku sang juragan toko berinisiatif membuat peringatan untuk memberitahu pengguna bahwa Fortnite tidak bisa diunduh dari Play Store.
Peringatan akan muncul ketika pengguna mengetik kata kunci “Fortnite” di kolom pencarian Play Store. “Fortnite Battle Royale oleh Epic Games tidak tersedia di Google Play,” bunyi peringatan tersebut.
Epic Games hanya berlaku seperti ini untuk gamer Android. Di platform iOS, Fortnite tetap disalurkan lewat Apple App Store karena Apple sedari awal memang tidak pernah membolehkan instalasi aplikasi dari sumber selain toko aplikasi resmi itu.
Epic Games pun tetap membayar potongan 30 persen dari pendapatan Fortnite ke Apple. Tak demikian halnya dengan Google (Android).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fortnite Blokir Selamanya Ponsel Android yang Pakai "Cheat"?".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR