Lembaga pembiayaan dan teknologi digital sebenarnya memiliki satu kesamaan, yaitu membuat hidup lebih mudah. Ketika dua hal tersebut digabungkan, konsumen pun akan merasakan kemudahan yang lebih bermakna.
Keyakinan itulah yang mendorong Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) meluncurkan mobile apps Adira Akses. Melalui aplikasi ini, konsumen bisa melakukan aktivitas terkait layanan Adira Finance secara lebih mudah. Yang utama adalah pembayaran cicilan. “Selama ini mereka harus datang ke kantor cabang untuk melakukan pembayaran. Padahal di era digital, seharusnya hal seperti itu tidak perlu lagi” ungkap Hafid Hadeli, President Director Adira Finance.
Dengan Akses Adira, pelanggan bisa langsung melakukan pembayaran melalui Adira Akses ini. Setiap transaksi juga langsung tercatat di aplikasi sehingga konsumen dengan mudah memiliki bukti pembayaran maupun mengecek sisa angsuran yang harus dibayarkan.
Selain terkait transaksi, Adira Akses juga memiliki fitur bermanfaat lain seperti simulasi kredit, lokasi kantor Adira terdekat, sampai Customer Care. Semua kemudahan itu diharapkan bisa membangun keterikatan Adira Finance dengan 3 juta pelanggannya. “Karena Adira Finance memiliki misi untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen seumur hidup” tambah Hafid. Contohnya ketika konsumen ingin melakukan kredit motor atau melakukan tukar tambah, mereka bisa langsung melakukannya lewat aplikasi.
Akuisisi Sejak Awal
Adira Akses sendiri dirilis resmi Maret 2018 kemarin setelah melakukan soft launching di bulan Januari 2018. Agar bisa merasakan manfaatnya, pelanggan baru Adira Finance akan langsung mendapatkan akun di Akses. “Ketika permohonan kredit disetujui, pelanggan akan diberi user ID dan password paling lambat 1x24 jam melalui SMS atau email” ungkap Dodi Soewandi, Head of IT Adira Finance. Sedangkan untuk pelanggan lama, mereka tidak diharuskan menggunakan aplikasi ini. “Namun kami dorong mereka untuk menggunakan Akses” tambah Dodi.
Namun di tengah pilihan mobile apps yang demikian banyak, Adira menyadari Akses harus bisa memberikan value yang signifikan bagi konsumen. Karena itulah, Dodi melihat pentingnya membentuk ekosistem seputar Akses ini. Salah satu yang saat ini sedang dikembangkan adalah membuat sistem reward. Melalui sistem ini, nasabah yang berhasil menyumbangkan kontribusi akan mendapatkan imbalan.
“Contohnya konsumen akan mendapatkan poin ketika berhasil melakukan cross sell produk-produk Adira” ungkap Dodi. Hasil reward inilah yang kemudian dikonversi menjadi cicilan, sehingga pelanggan tidak perlu mengeluarkan dana sendiri. “Impian kami, konsumen punya pinjaman tanpa harus bayar angsuran” tambah Dodi.
Pengembangan lain yang sudah dipikirkan adalah menjadikan Adira Akses sebagai etalase produk finansial Bank Danamon yang menjadi mitra Adira Finance selama ini. Akses juga berpotensi disambungkan dengan Momobil.id, marketplace online mobil bekas milik Adira. “Ada banyak kemungkinan yang bisa dikembangkan” ungkap Dodi.
Adira juga akan membuat Akses tetap bisa bermanfaat bagi pelanggan yang belum terlalu akrab dengan gadget. Caranya dengan melibatkan mitra Adira Finance yang jumlahnya mencapai 4000 mitra di seluruh Indonesia. Selama ini, mitra Adira Finance yang terdiri dari beragam latar belakang (seperti ibu rumah tangga atau toko kelontong) bisa menerima pembayaran atau permohonan kredit dari Adira Finance. Ke depannya, para mitra akan menjadi penghubung bagi konsumen di segmen ini dalam memanfatkan semua pengembangan dari Akses.
Adopsi Agile
Dirilisnya Akses tidak cuma berefek positif bagi konsumen, namun juga internal Adira Finance. Pasalnya, Akses dibangun menggunakan model kerja agile yang terbilang baru di lingkungan Adira. “Saya membentuk tim khusus yang terdiri dari beberapa divisi, seperti IT, marketing and sales, operation, dan digital” cerita Dodi. Tim beranggotakan 15 orang ini bertugas mengembangkan Akses dengan berbasiskan sprint alias target jangka pendek yang harus dicapai dengan cepat.
Proses pengembangan Akses dimulai dengan melakukan Forum Group Discussion (FGD) ke beberapa konsumen untuk menanyakan fasilitas yang paling dibutuhkan. Setelah itu, tim lintas divisi ini secara kontinu mengembangkan aplikasi sesuai keinginan konsumen tersebut. “Setiap ada major development, tim ini akan mengembalikan ke Forum Group Discussion tersebut untuk mendapatkan feedback” tambah Dodi.
Karena proses development dan feedback dilakukan secara terus-menerus, pengembangan aplikasi pun bisa berjalan dengan cepat. “Tim ini dibentuk sejak September 2017, dan Januari 2018 sudah bisa melakukan soft launch” ungkap Dodi menggambarkan kecepatan proses. Setelah soft launch pun, tim masih terus bekerja untuk menjawab setiap masukan dari konsumen. “Ketika ada feedback dari customer, hari itu juga sudah harus diselesaikan” ungkap Dodi.
Perubahan cara kerja dari waterfall ke agile ini memang menuntut perubahan kultur yang signifikan. Dodi mencontohkan bagaimana tim pengembangan Akses ini tiap pagi melakukan stand-up meeting dan berkumpul di war room agar bisa berkolaborasi secara intensif. Namun perubahan kultur ini memang dibutuhkan seiring keinginan Adira Finance menjadi perusahaan yang customer-centric. “Jadi kita harus selalu tahu needs konsumen seperti apa” tambah Dodi.
Keyakinan yang sama juga diungkapkan Hafid Hadeli. “Adira Finance memang bukan pemain digital yang advance, tapi kita harus mulai belajar dari sekarang” ungkap Hafid. Apalagi, teknologi digital adalah sebuah kepastian yang tidak bisa dihindari lagi. “Kesiapan itu penting untuk bisa bersaing di era digital” tambah Hafid.
Yang tak kalah penting, digital memungkinkan Adira Finance membantu konsumennya. “Karena semua digital business intinya adalah mempermudah hidup penggunanya” ungkap Hafid.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR