Salah satu perubahan yang diterapkan Samsung pada Galaxy Note 9 dibandingkan Galaxy Note 8 terletak pada sistem pendinginan yang lebih baik untuk meredam panas dari komponen internal.
Pendingin berjuluk “water carbon cooling system” ini pertama kali diterapkan pada Galaxy S7 yang dirilis pada 2016, dan diwariskan ke perangkat-perangkat setelahnya.
Mekanismenya melibatkan lempengan pendingin berbahan logam yang menempel di atas prosesor perangkat.
Di dalam lempengan berpori ini terdapat cairan yang menyerap panas dari prosesor Air menyerap panas, lalu menguap. Uap kemudian mengalir lewat pipa khusus ke area “dingin”.
Terjadilah kondensasi internal di mana uap melepaskan panas, lalu kembali menjadi air yang mengalir lagi ke area prosesor untuk menyerap panas seperti dikutip Android Authority.
Proses yang sama pun berulang, lagi dan lagi, sehingga pendingin bisa terus menerus meredam panas selagi pengguna memakai smartphone.
Cara kerja sistem pendingan “water cooling” Galaxy Note 9 sebenarnya mirip dengan heatpipe yang sudah lama diterapkan di dunia komputer.
Cairan yang digunakan sebagai penghantar panas bisa beragam jenis, dengan titik didih rendah atau tinggi, tergantung keperluan suhu. Cairan bisa berupa amonia, helium cair, hingga indium.
Dalam sebuah penjelasan mengenai cara kerja pendingin Galaxy Note 9, Samsung menerangkan bahwa jenis cairan yang digunakan adalah “air” (water).
Penghantaran panas melalui cairan ini jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan lempengan logam biasa saja (misalnya tembaga atau aluminium yang biasa digunakan sebagai lempengan pendingin).
Pendingin berbasis heatpipe pada laptop. Perhatikan dua pipa tembaga berisi cairan yang menghantarkan panas dari area komponen internal ke area pendingin yang dilengkapi dengan kipas untuk membuang panas.
Mekanisme yang mirip-mirip diterapkan pula di metode liquid/water cooler berbentuk radiator pada komputer.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR