Hangzhou, InfoKomputer – Ada lima “new” atau hal baru yang menjadi strategi dari Alibaba, yakni new manufacturing, new retail, new technology, new finance, dan new energy. Pada The Computing Conference yang berlangsung dari tanggal 19 sampai 22 September 2018, sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan new manufacturing yang dinilai belum sebaik lainnya, Alibaba menekankan perlunya para perusahaan manufaktur untuk mengadopsi strategi ini. Pasalnya new manufacturing diyakini sebagai masa depan dari manufacturing. Tidak bertransformasi mengadopsi pendekatan tersebut dipercaya akan membuat sang manufaktur sulit bersaing.
“Tetapi hari ini fokus saya adalah pada new manufacturing karena new manufacturing akan mendisrupsi industri manufaktur di dunia dan kita akan mendapatkan peluang yang melimpah dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Kesusahan yang akan kita hadapi akan benar-benar baru dan jauh di luar perkiraan. Jadi kita harus sepenuhnya siap,” jelas Jack Ma (Executive Chairman of Alibaba Group).
New manufacturing adalah manufacturing yang didasarkan pada filosofi DT (data technology). Menurut Jack Ma, berbeda dengan IT (information technology) yang mengharuskan standardisasi dan scalability, DT membutuhkan fleksibilitas dan individualisasi. Dengan kata lain, new manufacturing merupakan manufacturing yang “ditentukan” oleh keinginan personal konsumen. Tidak lagi hanya misalnya berfokus pada penghematan biaya produksi, melainkan turut mengetahui para konsumennya dan apa yang mereka kehendaki.
Bila suatu perusahaan manufaktur saat ini bisa memproduksi produk yang sama (misalnya pakaian yang memiliki desain sama) dalam jumlah besar dengan jangka waktu tertentu, berhubung digerakkan oleh keinginan personal konsumen, perusahaan manufaktur yang telah mengadopsi new manufacturing bisa memproduksi produk yang tidak sama (misalnya pakaian yang memiliki desain berbeda) dengan jumlah total yang sama dan dalam jangka waktu yang tetap sama pula. Konsumen di masa depan makin menginginkan produk yang “personalized”, produk yang unik.
Agar perusahaan bisa menggapai new manufacturing, tidak cukup hanya mengimplementasikan IoT (internet of things), cloud computing, dan artificial intelligence. New manufacturing juga membutuhkan perubahan pada model bisnis, dari sekadar memproduksi produk menjadi juga berorientasi servis alias layanan. New manufacturing menggabungkan industri manufaktur dengan industri jasa.
Seperti halnya platform e-commerce yang butuh “pemilik” produk untuk menjual produknya di sana, begitu pula dengan pemilik produk yang butuh layanan yang menyediakan “sarana” untuknya berjualan. Industri manufaktur dengan industri jasa perlu bergabung dan bekerja bersama karena keduanya saling bergantung di masa depan untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik.
“New manufacturing adalah campuran yang sempurna antara manufacturing dan servis. Kekuatan kompetitif sebuah perusahaan bukan terletak pada kemampuan manufacturing-nya, melainkan diukur oleh pemikiran inovatif, pengalaman pengguna, dan kemampuan servis yang mendasarinya,” tegas Jack Ma.