Joy Wahjudi (Direktur Utama dan CEO PT Indosat Tbk) mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan pribadi. Hal itu terungkap dari pengumuman perusahaan induk usaha ISAT yaitu Ooredoo Asia Pte. Ltd.
Joy akan tetap bekerja sama dengan Indosat Ooredoo dan grup perseroan untuk memastikan transisi yang berjalan mulus di tengah jalannya proyek-proyek milik perusahaan dan memastikan roda bisnis Indosat Ooredoo berjalan seperti biasa.
"Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas sumbangsih yang berharga selama beliau berada dalam masa jabatannya. Kami akan bekerja sama dengan Wahjudi untuk memastikan transisi yang berjalan baik," kata Sheikh Saud bin Nasser Al Thani (CEO Group Ooredoo) seperti dikutip CNBC Indonesia.
Pergantian pemimpin tertinggi Indosat ini bertepatan dengan rencana perseroan untuk melakukan program transformasi penting untuk mendorong pertumbuhan pelanggan di Indonesia.
Nantinya, Keputusan pergantian Direktur Utama akan diumumkan lebih lanjut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 17 Oktober 2018 mendatang.
Sheikh Saud mengatakan saat ini industri telekomunikasi memasuki periode yang menarik dan mengalami perubahan struktural signifikan sehingga menghadirkan peluang yang besar untuk pertumbuhan terutama di Indonesia.
"Kami memastikan perseroan memiliki posisi yang baik untuk berhasil mendorong pertumbuhan di perkembangan industri," ujarnya.
Joy sendiri telah mengajukan resign sejak Agustus lalu.
"Saya sudah mengundurkan diri dari Indosat sejak akhir Agustus, realisasinya sekarang dalam bentuk EGMS (Extraordinary General Meeting of Shareholders/Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa-Red) di 17 Oktober ini," kata Joy.
"Dan sesuai aturan OJK, kita sudah info ke mereka kemarin dan release holding statment seperti di atas," sambungnya.
Kipraj Joy
Sebelum mengundurkan diri, Joy ikut menangani proyek kabel internet bawah laut Indigo hingga selesai tahap pertama. Proyek tersebut adalah hasil konsorsium antara AARNet, Google, Indosat Ooredoo, Singtel, Subpartners, dan Telstra dan telah menyelesaikan penggelaran kabel serat optik bagian pertama.
Hal itu ditandai dengan sistem kabel laut yang sudah mencapai bagian barat di Floreat Beach, Perth, Australia. Berarti pekerjaan penggelaran bagian pertama dari bentangan kabel sepanjang 2.400 km dari Pulau Christmas ke Perth telah selesai.
Sedangkan, penggelaran proyek Indigo tahap dua bagian barat antara Singapura dan Indonesia akan dimulai bulan ini dan diharapkan selesai akhir tahun 2018.
"Begitu selesai, sistem kabel akan memperkuat jaringan antara Australia dan pasar Asia Tenggara yang berkembang pesat, dengan menghadirkan kecepatan maksimal dan keandalan yang meningkat secara dramatis," tutur Paul Abfalter (Head of North Asia & Global Wholesale Telstra).
Menurut CEO AARNet Chris Hancock, Indigo menjadi yang pertama dari sejumlah investasi yang signifikan untuk pendidikan dan penelitian di Australia. Kehadiran sistem kabel bawah laut itu akan menyediakan infrastruktur penting guna memenuhi pertumbuhan di masa depan.
Pencapaian Indigo kali ini adalah kelanjutan pengumuman konsorsium di Juli 2017 yang melakukan kerja sama dengan Alcatel Submarine Networks (ASN) membangun sistem kabel bawah laut Indigo menghubungkan Singapura, Perth, Sydney dengan tambahan dua pasang serat optik yang menghubungkan Singapura dan Jakarta melalui unit penyambungan (branching unit).
Kapal kabel laut ASN bernama The Ile de Brehat akan melanjutkan penggelaran kabel kabel Indigo Central dengan panjang 4.600 km dari Perth ke Sydney.
Joy Wahjudi dalam kapasitasnya sebagai CEO Indosat menuturkan pencapaian konsorsium yang diikutinya akan memberikan Indonesia konektivitas lebih luas ke Australia dan pasar Asia Tenggara yang tengah berkembang pesat.
"Kami menantikan pendaratan kabel laut INDIGO untuk Indosat Ooredoo di Jakarta, dengan target untuk kedua segmen pelanggan kami, bisnis dan retail, agar dapat menikmati akses global, guna meningkatkan performansi bisnis mereka dan juga meningkatkan kualitas hidup mereka melalui konektivitas data dan akses internet berkelas dunia," kata Joy.
Sistem kabel bawah laut Indigo yang membentang sepanjang 9.200 km akan menghadirkan latency lebih rendah dan meningkatkan keandalan.
Proyek itu akan menggunakan teknologi terbaru spektrum bersama sehingga masing-masing anggota konsorsium akan dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi secara mandiri.
Baca Juga : IoT Connect, Inovasi Koneksi untuk Internet of Things dari Indosat
Baca Juga : Indosat Ooredoo Siap Bangun Infrastruktur Smart City di Sidoarjo
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR