Saat ini gelar sarjana menjadi persyaratan utama jika seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan bonafit dan instansi pemerintah.
Gelar sarjana juga menjadi patokan jenjang karir dan besaran gaji seseorang. Untungnya, tidak semua perusahaan yang menjadikan gelar sarjana persyaratan utama.
Situs ulasan pekerjaan Glassdoor mengungkapkan 15 perusahaan teknologi yang tidak menjadikan gelar sarjana sebagai persyaratan utama untuk masuk ke perusahaan.
Peruasahaan-perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Google dan IBM masuk ke dalam daftar tersebut.
"Kualifikasi akademis akan tetap diperhitungkan dan memang tetap menjadi salah satu pertimbangan penting dalam menilai seorang calon pekerja. Namun, itu tidak akan
menjadi penghalang bagi seseorang untuk untuk masuk ke perusahaan," kata Maggie Stilwell (Managing Partner for Talent dari Ernst and Young) seperti dikutip Huffington Post.
Perusahaan akan mencari kandidat pekerja yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang paling sesuai dengan pekerjaan yang tersedia.
Sebagian besar kandidat yang lulus tes memang memiliki gelar sarjana tetapi ada juga sebagian dari kandidat yang lolos tidak pernah mengenyam bangku kuliah.
Google mengungkapkan transkrip nilai kuliah tidak mencerminkan performa seseorang dalam pekerjaan. IBM mengungkapkan sekitar 15 persen karyawan barunya di Amerika Serikat tidak lulus kuliah.
"Sekolah vokasi dan pengalaman bekerja dapat memberikan pelatihan yang lebih relevan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi daripada pelajaran yang diberikan di bangku kuliah," kata Ginni Rometty (CEO IBM).
Jadi, seseorang yang belajar pemprograman secara otodidak memiliki kesempatan yang sama untuk berkerja di perusahaan teknologi dengan orang yang baru saja lulus kuliah di jurusan Informatika.
Baca Juga : Alasan Jack Ma Tidak Pernah Pekerjakan Orang Pintar dan Berprestasi
Source | : | Huffington Post |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR