Kota Padang akan mendorong semua sektor untuk segera menerapkan teknologi digital guna menerapkan konsep Smart City di Ibukota Sumatera Barat ini.
Pasalnya, penggunaan teknologi saat ini merupakan sebuah keniscayaan untuk mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien.
Kota Padang sendiri memiliki tiga target dalam menerapkan konsep Smart City yaitu efisiensi dalam pemerintahan, transparansi dan partisipasi publik.
Walau saat ini, Kota Padang menghadapi tantangan besar dalam mengatasi keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran dan sarana khususnya untuk menggerakkan konsep Smart City.
Namun semua itu tidak menyurutkan semangat Pemerintah Kota (Pemkot) untuk terus bergerak dan melakukan inovasi-inovasi. Hingga saat ini, beberapa inovasi teknologi berbasis aplikasi telah dilakukan pada lingkup pemerintahan (E-Government).
Sebut saja aplikasi Elektronik-Perizinan bernama Saporancak yang berfungsi untuk mempermudah proses layanan perizinan di Kota Padang.
Beberapa perizinan yang dilayani oleh Saporancak antara lain Izin Gangguan (IG), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK), dan Izin Apotik (IA).
Aplikasi perizinan ini merupakan salah satu upaya dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Padang untuk mempermudah dan membantu masyarakat terutama pelaku usaha dalam proses pelayanan perizinan tanpa harus datang ke kantor DPMPTSP Kota Padang.
Sapo sendiri merupakan kepanjangan dari Sistem Aplikasi Pelayanan Online. Sedangkan Rancak diambil dari moto DPMPTSP Kota Padang yang asal katanya Ramah, Adil, Normatif, Cepat, Akuntabilitas dan Kualitas. Aplikasi ini dapat diakses melalui http://saporancak.padang.go.id/perizinan.
Selain inovasi perizinan, Kota Padang pun telah menggunakan setidaknya 25 aplikasi pelayan publik dari berbagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dan tengah mengembangkan tujuh aplikasi pelayanan publik lainnya seperti aplikasi Perencanaan dan Penganggaran oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS), aplikasi E-kelurahan (aplikasi layanan administrasi di tingkat Kelurahan dan kecamatan) yang terintegrasi dengan SIM Paten (pelayanan perijinan terpadu tingkat kecamatan) yang dikembangkan oleh Diskominfo dan aplikasi E-Commerce (Pasar Padang Online) yang tengah dikembangkan oleh Dinas Perdagangan.
"Semua upaya yang dilakukan Pemkot ini tidak lain untuk menerapkan konsep teknologi untuk efisiensi dalam pemerintahan, teknologi untuk transparansi, dan teknologi untuk partisipasi pelibatan publik sesuai dengan Visi kami ke depan untuk Smart City," tegas Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, SP. Datuk Marajo.
Keseriusan dari Setiap OPD
Dalam sesi pembahasan pada pelaksanaan Bimbingan Teknis "Gerakan Menuju 100 Smart City" tahap 3, di Komplek Perkantoran Balaikota Padang, 18 hingga 19 September 2018 lalu.
Pada Bimtek 3 ini, beberapa OPD tampak antusias melakukan diskusi terkait penyusunan Masterplan Smart City Kota Padang yang dipimpin oleh Dra. Andrari Grahitandaru, MSc.
Ahli Utama Perekayasa Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). OPD dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang misalnya akan mulai membuat sistem peringatan dini yang terintegrasi.
Nantinya, alat pendeteksi dini bencana akan diintegrasikan dengan ponsel, lampu lalu lintas, masjid dan sirine Early Warning Sytem (EWS). Rencana ini akan menjadi kerjasama antara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD, Universitas Telkom dan Operator Selular.
Secara teknis kerja, nantinya dampak inovasi ini akan sangat terasa bagi masyarakat. Pasalnya, alat pendeteksi dini bencana banjir, gempa bumi dan tsunami sudah akan mulai terintegrasi dengan ponsel sehingga peringatan bencana akan sampai ke setiap ponsel masyarakat beberapa detik sebelum bencana terjadi.
Setelah bencana terjadi pun akan diberikan informasi terkait pusat gempa, skala, kedalaman dan gempa yang terjadi apakah berpotensi tsunami atau tidak.
“Mitigasi dan adaptasi bencana di Kota Padang ini penting mengingat Kota ini adalah wilayah rawan gempa,” ungkap Mahyeldi melanjutkan.
Terkait Smart Branding, Andrari selaku pembimbing mengatakan bahwa dalam penyusunan masterplan, setiap Kota dan Kabupaten jangan sampai melupakan aspek budaya lokalnya.
Seperti Kota Padang ini, terusnya, memiliki sangat banyak modal budaya yang bisa dimasukkan dalam Smart Branding.Artinya, ada beberapa aspek juga yang harus diperhatikan dengan tetap berpijak pada struktur, infrastruktur dan suprastruktur seperti misalnya pemberdayaan SDM, Dinas penanggung jawab dan Peraturan daerah pun harus jelas mana saja lokasi yang termasuk kawasan wisata dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kawasan itu.
“Padang ini aspek budayanya itu banyak. Contoh dari makanan saja ada rendang. Dari wisata legenda ada Siti Nurbaya dan Malin Kundang. Jadi jenis wisata yang bisa dikembangkan itu ya seperti wisata Story telling. Orang mau berwisata untuk tahu ceritanya,” tambahnya.
Saat ini, Pemkot Padang telah memiliki aplikasi Padang Dalam Genggaman. Aplikasi ini merupakan panduan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Padang untuk mengetahui lokasi-lokasi menarik dan lokasi penting di Kota Padang.
Aplikasi berbasis Android/IOS yang bisa diunduh di playstore dan appstore ini dikembangkan oleh Diskominfo Kota Padang.
Hingga saat ini, aplikasi Padang Dalam Genggaman telah diunduh sebanyak 1000 kali unduhan dengan ulasan yang beragam.
Penulis : Danny Kosasih
Mengenal Dimitri Josephine Sahertian, Instruktur Unreal Engine Kebanggaan Indonesia
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR