Saat ini Facebook memiliki tantangan berat dalam memonetisasi iklan tetapi harus tidak terbentur ke ranah privasi penggunanya.
Faktanya, Facebook menggunakan nomor telepon pengguna untuk memancing iklan dan melakukan otentifikasi dua faktor untuk meningkatkan keamanan.
Proses otentikasi itu mengharuskan pengguna melakukan langkah kedua, seperti memasukan kode yang dikirim melalui pesan teks.
"Paling mengkhawatirkan, nomor telepon yang diunggah di Facebook merupakan bagian dari sinkronisasi kontak," kata para peneliti universitas di Amerika Serikat dalam studi yang dipublikasikan seperti dikutip Phone Arena.
Tentunya, Facebook bisa menggunakan daftar kontak pengguna untuk mendapatkan segala hal berkaitan informasi pribadi. Dengan kata lain, pengguna bisa secara tidak sengaja atau tidak sadar “membantu” pengiklan menargetkan teman-temannya.
"Kami menggunakan informasi yang diberikan oleh orang-orang untuk menawarkan pengalaman lebih baik dan lebih dipersonalisasi di Facebook, termasuk iklan," ucap juru bicara Facebook.
"Kami dengan jelas menunjukkan cara kami menggunakan informasi yang kami kumpulkan, termasuk informasi kontak yang pengguna unggah atau tambahkan ke akun mereka," ucapnya.
Cara lain Facebook mendapatkan data pengguna misalnya ketika aplikasi Facebook bisa mengunggah data di kontak ponsel pengguna.
Hal Biasa
Tak hanya Facebook, Sebuah laporan dari Wall Street Journal menyebut jika Yahoo ternyata masih memindai e-mail penggunanya.
Data e-mail dikatakan akan dijual ke pengiklan, di mana cara ini sudah banyak ditinggalkan para raksasa teknlogi untuk menjaga kepercayaan pengguna.
Salah satu sumber mengungkapkan jika induk Yahoo, Oath sedang dalam tahap pembicaraan dengan para pengiklan untuk memberikan layanan yang mampu menganalisis 200 juta pesan masuk Yahoo Mail dari data konsumen.
Oath berdalih jika proses pemindaian hanya dilakukan untuk e-mail promosi yang biasanya dikirim oleh pengiklan.
Selain itu, Oath beranggapan jika biaya pengelolaan sistem e-mail tidak sedikit. Sehingga pengguna tidak bisa mengharapkan layanan ini sepenuhnya gratis tanpa imbalan apa pun.
Kendati demikian, layanan e-mail Yahoo premium dengan harga langganan 3,49 dollar AS (sekitar Rp 51.000) juga tidak luput dari pemindaian.
Kecuali si pengguna memilih tidak memakai (opt-out) Ad Interest Manager. Opsi opt-out hanya bisa dilakukan di Ad Interest Manager dan tidak bisa diatur melalui menu "setting" seperti dikutip The Verge.
Oath mengandalkan algoritma untuk menyortir e-mail Yahoo yang didasarkan pada preferensi dan lokasi cookies pengguna. Hal ini bertujuan untuk mempersonalisasi iklan yang lebih relevan dengan pengguna.
Source | : | Phone Arena |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR