PT Yelooo Integra Datanet Tbk. (Passpod) tinggal selangkah lagi menuju pencatatan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan penyedia jasa rental modem wifi dan travel assistance untuk pelancong dari Indonesia tersebut menggelar pertemuan due diligence dan public expose pertamanya hari ini (03/10/2018) di Menara by KIBAR, Jakarta.
Menurut Hiro Whardana, Direktur Utama Passpod, bahwa rencana pencatatan saham akan resmi dilakukan pada akhir tahun 2018. Dengan menggunakan buku keuangan April 2018, Passpod mengumumkan akan melepas sebanyak-banyaknya 130 juta lembar saham biasa atau setara 34,21% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan dengan nilai nominal yang sebesar Rp 100,- per lembar saham.
Saham yang ditawarkan tersebut akan memiliki harga penawaran Rp 250,- sampai dengan Rp 375,-. PT Sinarmas Sekuritas dalam hal ini bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini.
“Melalui jumlah di atas, kami menargetkan dana terkumpul sekitar Rp 40 Miliar. Setelah dikurangi biaya-biaya emisi, dana ini rencananya akan kami alokasikan untuk pengembangan bisnis, research and development (R&D) aplikasi, dan modal kerja dalam bentuk penambahan unit modem serta power bank” ucap Hiro.
Guna pengembangan bisnis, Passpod mengalokasikan dana IPO yang cukup besar, yaitu 68,10% untuk pengadaan billing management system dan perangkat SIM bank. Sedangkan sebesar 3.69% digunakan untuk research and development (R&D) aplikasi berupa penambahan beragam fitur. Adapun sisa dana sebesar 28,21% akan digunakan untuk modal kerja berupa pembelian modem dan power bank.
Dalam paparan publiknya, perusahaan secara bersamaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 78 juta Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 500,- sampai dengan Rp 750,- yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif dengan perbandingan 5 saham baru berhak memperoleh 3 waran.
“Selain itu dana perolehan Pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, terutama digunakan untuk pengembangan usaha ke negara lain (go regional),” tambah Hiro.
Bidang usaha Passpod yang memiliki pangsa pasar spesifik membuat Perusahaan optimis model bisnisnya mampu menjadi solusi atas tantangan yang kerap dihadapi outbound traveler Indonesia dalam perjalanannya ke luar negeri.
“Penyewaan modem internet 4G yang diusung Passpod sebetulnya adalah fondasi dari banyak sekali pilar-pilar bisnis yang akan muncul di masa mendatang. Ketika kebutuhan konektivitas traveler sudah terpenuhi, tentunya akan muncul kebutuhan lain-lain yang bisa diakomodasi. Misalnya, membeli tiket masuk atraksi on the spot dengan mata uang Rupiah, bisa lewat aplikasi Passpod,” jelas Hiro.
Setelah IPO, nantinya akan ada beberapa layanan yang akan disediakan Passpod diantaranya yaitu layanan pemesanan tiket event, itinerary builder, e-commerce, asuransi perjalanan, dan layanan lainnya.
Dengan bidang usaha di Digital Travel, Passpod memiliki tiga segmen usaha yaitu bidang travel services, AI & big data, dan global connectivity. Tiga segmen usaha ini diyakini Perusahaan mampu menyediakan beragam inovasi dan solusi yang relevan seiring kenaikan tren traveling masyarakat Indonesia.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR