Selain itu, Google khawatir masalah kebocoran data ini akan mengundang perbandingan dengan kebocoran informasi pengguna Facebook Inc ke perusahaan data Cambridge Analytica.
Laporan The Wall Street Journal itu pun mengundang pakar keamanan dan privasi serta analis keuangan untuk mempertanyakan keputusan tersebut.
"Pengguna memiliki hak untuk diberitahu jika informasinya dapat dikompromikan," kata Jacob Lehmann (Direktur Pelaksana di Perusahaan Hukum Friedman CyZen).
Google sendiri meluncurkan Google+ pada 2011 untuk mengikuti kesuksesan Facebook yang berhasil mendatangkan banyak iklan.
Padahal, kemampuan Facebook saat itu hanya mengandalkan data pengguna yang berbagi teman, suka, dan aktivitas online mereka.
Google+ akan tetap menjadi opsi jaringan internal untuk organisasi yang membeli Google G Suite, sekumpulan aplikasi untuk membuat dokumen, spreadsheet, dan presentasi.
Sundar Pichai (Chief Executive Google) telah mengetahui masalah ini dan Google menolak berkomentar di luar posting blognya.
Source | : | Reuters,Engadget |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR