Sebagai upaya “comeback” di ranah smartphone, Nokia meluncurkan beragam produk yang sasar berbagai segmen. Nah, Nokia 2 hadir sebagai senjata HMD Global untuk bidik segmen entry-level untuk penguna yang baru beralih dari feature phone maupun pengguna yang lebih mengutamakan fungsinya sebagai alat komunikasi. Hal ini terlihat dari spesifikasi serta fitur yang ditawarkan.
SoC-nya menggunakan Snapdragon 212 dengan kapasitas memori utama dan media simpan yang kecil, yaitu 1 GB dan 8 GB. Dengan spesifikasi tersebut, pengguna memang tidak bisa berharap banyak jika ingin menjalankan beragam aplikasi yang tak ringan di Google Play Store. Selain keterbatasan media simpan, kinerja SoC-nya memang kurang menunjang untuk kebutuhan yang lebih berat. Oleh karena itu jangan bandingkan penggunaannya untuk kebutuhan yang lebih kompleks.
Hal pertama yang membuat penulis tertarik adalah build quality-nya. Saat penulis memegangnya, penulis merasakan material yang kokoh dan terasa nyaman digenggam. Penulis sendiri kurang menyukai bobot smartphone yang terlalu ringan karena seperti memegang smartphone dengan material murahan. Nah, Nokia 2 ini terasa beda. Dengan bobot yang lebih berisi, terasa sekali seperti menggenggam smartphone mahal.
Adapun layarnya berukuran lima inci, tetapi tidak seperti smartphone entry-level kebanyakan, layar Nokia 2 ini telah terlindungi Corning Gorilla Glass 3 untuk “menghindari” goresan. Menariknya lagi, telah disertakan fitur Sunlight mode yang akan meningkatkan kecerahan layar ketika digunakan di luar ruangan saat matahari terik.
Sementara, kamera utama Nokia 2 ternyata cukup baik di kelasnya. Pada kondisi terang, kamera utama mampu menangkap foto secara detail, meski warna cenderung terlihat lebih terang dari aslinya. Menariknya pada kondisi cahaya redup, kamera utama ini masih mampu menangkap gambar secara jelas dengan tingkat noise yang masih dimaklumi untuk smartphone di kelasnya.
Sayangnya, untuk kamera depan, penggunaannya lebih cocok untuk kondisi terang dan akan menghasilkan foto dengan tingkat noise tinggi dalam kondisi cahaya kurang. Untungnya terdapat pilihan flash yang memanfaatkan cahaya dari layar.
Untuk kinerja, dengan spesifikasi yang ditawarkan, Anda tidak bisa berharap banyak untuk menjalankan aplikasi maupun game-game yang berat. Bahkan dengan kapasitas media simpan yang tersisa kurang dari lima gigabyte saja, aplikasi yang bisa dipasang jadi lebih terbatas.
Untuk mengurangi keterbatasan memori utama, Nokia 2 menggunakan sistem operasi “murni” Android versi 7.1.1 alias Nougat. Begitu pula dengan media simpan, Nokia tidak banyak menyematkan aplikasi agar tersisa lebih banyak ruang kosong.
Nokia 2 merupakan varian smartphone Nokia paling murah yang hadir di Indonesia. Hanya saja dengan kisaran harga 1,3 juta rupiah serta spesifikasi yang minimalis, Nokia 2 bakal banyak menemui pesaing di kelas ini. Misalkan saja Xiaomi Redmi 5A serta Meizu M6 yang hadir dengan harga setara, tetapi memiliki SoC, memori utama, dan media simpan lebih menarik. Namun bagi mereka yang punya nostalgia indah bersama Nokia, smartphone ini tetap memiliki daya tarik tersendiri. Walau bagaimanapun, nama besar Nokia masih memiliki nilai jual yang memikat.
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR