Cepat atau lambat, robot akan sedikit demi sedikit menggantikan peran manusia dalam pekerjaan. Apalagi tenaga robot jauh lebih murah dan pengembangan robot yang melibat teknologi kecerdasan buatan (AI) sangat masif.
Studi Brookings Institute melaporkan ada sekitar 25 persen lapangan pekerjaan di Amerika Serikat yang terancam digantikan robot.
Beberapa lapangan pekerjaan yang terancam digantikan robot adalah pekerjaan terkait transportasi, persiapan makanan, dan administrator di kantor.
Robot-robot dapat melakukan tugas terkait pengumpulan data, pemprosesan, dan pekerjaan fisik. Robot dan AI juga akan memberikan dampak yang lebih besar pada pekerja yang kurang berpendidikan.
"Generasi muda, pekerja yang kurang berpendidikan, dan grup minoritas tampaknya akan menghadapi tantangan lebih besar dari otomatisasi dalam waktu beberapa tahun ke depan," tulis studi tersebut seperti dikutip Tech Crunch.
"Pekerja muda dan para pekerja keturunan Amerika Latin akan menjadi pihak yang paling terancam," lanjutnya.
Tentunya dampak kehadiran otomatisasi robot akan memiliki pengaruh yang berbeda di negara bagian yang berbeda. Teknologi itu juga akan memengaruhi segmen populasi dengan cara yang berbeda.
Pemerintah lokal dan industri bisa membantu masyarakat untuk beradaptasi dengan mengedukasi dan membantu para pekerja mengasah kemampuan para pekerja.
Hanya 10 Persen
Fast Retailing Co, induk perusahaan dari produk fashion Uniqlo, kian serius memanfaatkan sistem robotik. Hal ini tercermin dari gudang mereka di kawasan Ariake, Tokyo, yang kini nyaris semuanya menggunakan sistem robot.
Seperti diungkapkan Japan News, sistem robotik tersebut memiliki kemampuan mendistribusikan barang yang datang maupun yang akan dikirim.
Contohnya ketika truk distribusi mengantarkan barang ke gudang, robot tersebut bisa membaca electronic tag yang tercantum di produk, menyimpannya di rak yang ditentukan, serta mencatat jumlah stok.