Sementara ketika harus mengirim barang, sistem robotik ini mampu menempatkan barang ke ban berjalan sambil menempelkan label yang sesuai. Karena semuanya dilakukan oleh robot, gudang tersebut kini hanya memerlukan 10% tenaga manusia jika dibandingkan cara sebelumnya.
Gudang di Ariake, Tokyo ini adalah awal dari rencana besar Fast Retailing Co. untuk mengimplementasikan sistem robotik di proses bisnisnya. Baru-baru ini mereka menjalin kemitraan dengan Daifuku, penyedia solusi robotik asal Jepang.
Dengan nilai kerjasama mencapai 100 billion yen (atau sekitar Rp.13,5 triliun), Fast Retailing berharap menggunakan sistem robotik di seluruh gudangnya, baik di Jepang maupun seluruh dunia.
Implementasi sistem robotik dan otomatisasi ini belakangan ini memang semakin marak di industri manufaktur. Pasalnya, manfaat yang diperoleh sangat besar.
Selain mengurangi biaya produksi, sistem robotik juga memberikan peningkatan produktivitas dan kualitas pekerjaan. Seperti contoh di atas, robot di gudang Uniqlo bisa bekerja tanpa henti selama 24 jam.
Selain itu, aspek pendukung sistem robotik juga semakin mendukung. Seperti diungkapkan McKinsey, harga teknologi robot semakin murah, kemampuannya kian beragam, dan talenta untuk merancang sistem juga semakin banyak. Padahal di sisi lain, biaya tenaga kerja semakin tinggi.
Jadi boleh dibilang, kini pertanyaannya bukan bagaimana manusia bersaing dengan robot di dunia pekerjaan.
Robot pasti menang. Pertanyaan lebih penting adalah bagaimana membentuk lingkungan kerja ketika robot dan manusia saling bekerjasama.