Penurunan SMS dan telepon Tahun 2018 menurut Ririek adalah titik balik bagi Telkomsel, di mana revenue layanan legacy yakni voice (telepon) dan SMS tercatat turun.
Untuk pertama kalinya pula pendapatan non-legacy (data internet) lebih dominan. Pendapatan Telkomsel dari layanan telepon dan SMS pada 2018 lalu disebut menyumbang 47 persen revenue total.
Sementara layanan non-legacy (data) sebesar 53 persen. Pada akhir kuartal I-2019 angka revenue dari layanan non-legacy bahkan lebih tinggi lagi dan diklaim Ririek mencapai 61 persen, sementara revenue layanan legacy hanya menyumbang 39 persen.
Oleh karena itu, Telkomsel mendorong harga layanan telekomunikasi di Indonesia bukan murah, namun terjangkau.
Masyarakat bisa membeli, sementara operator bisa menjual layanannya dengan harga yang sehat sehingga bisa mempertahankan bisnisnya.
Walau secara industri bisnis telekomunikasi mengalami penurunan hingga minus 7 persen, namun penurunan revenue Telkomsel masih di bawah angka rata-rata industri, yakni minus 4,3 persen.
Nilai EBITDA Telkomsel juga minus sepanjang 2018 lalu, namun jika dibandingkan antara awal 2018 dan akhir kuartal I-2019 lalu, Ririek mengklaim revenue share Telkomsel naik sebesar 2,3 persen, dari 60,2 persen menjadi 68 persen.
Telkomsel sendiri bakal menerbitkan laporan tahunan kuartal I-2019 selengkapnya pada 3 Mei mendatang.