Find Us On Social Media :

Inilah Fakta Menarik Mengenai Aktivitas Online Karyawan di Kantor

By Rafki Fachrizal, Selasa, 7 Mei 2019 | 11:53 WIB

Inilah Fakta Menarik Mengenai Aktivitas Online Karyawan di Kantor

Karyawan rata-rata menghabiskan waktu belasan tahun untuk bekerja di sebuah perusahaan di selama hidupnya.

Yang menariknya, tidak semua waktu ini berkaitan langsung dengan penyelesaian tugas pekerjaan atau kegiatan untuk mendapatkan promosi.

Laporan Privasi Global yang baru-baru ini diterbitkan oleh Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga (64%) karyawan mengaku mengunjungi situs web yang tidak terkait pekerjaan setiap harinya di meja kerja mereka.

Tidak mengherankan, hampir sepertiga (29%) karyawan menghindari pihak atasannya untuk mengetahui situs web apa saja yang mereka kunjungi.

Lebih menariknya lagi, satu dari dua (52%) bahkan juga menghindari koleganya untuk mengetahui aktivitas online mereka.

Baca Juga : Penjualan Semikonduktor Turun Signifikan Pada Kuartal Pertama 2019

Ini bisa jadi bahwa kolega merupakan ancaman yang mungkin lebih besar terhadap perspektif masa depan perusahaan atau mungkin hubungan dengan mereka bersifat lebih informal dan karenanya, menjadi jauh lebih berharga.

Sebaliknya, aktivitas media sosial tampaknya menjadi domain yang tidak begitu pribadi bagi banyak orang dan karenanya, lebih cocok untuk berbagi dengan rekan kerja tetapi tidak untuk atasan.

Ini mungkin karena karyawan khawatir dapat merusak citra publik perusahaan atau penurunan minat atas produktivitas staf yang memotivasi perusahaan untuk memantau jejaring sosial karyawan dan nanti akhirnya berpengaruh pada pembuatan keputusan berdasarkan penilaian dari media sosialnya.

Kebijakan tersebut telah menyebabkan satu dari dua (59%) orang mengatakan bahwa tidak ingin mengungkap aktivitas media sosialnya pada atasan dan 54% bahkan enggan untuk mengungkap informasi ini kepada kolega mereka.

Baca Juga : Pemilu Elektronik Jauh Lebih Aman dan Tidak Bisa Diretas, Kok Bisa?

Lebih lanjut 34% menghindari menunjukkan konten pesan dan email mereka kepada atasannya. Selain itu, 5% bahkan mengatakan bahwa karir mereka rusak permanen karena bocornya informasi pribadi mereka.