Karyawan rata-rata menghabiskan waktu belasan tahun untuk bekerja di sebuah perusahaan di selama hidupnya.
Yang menariknya, tidak semua waktu ini berkaitan langsung dengan penyelesaian tugas pekerjaan atau kegiatan untuk mendapatkan promosi.
Laporan Privasi Global yang baru-baru ini diterbitkan oleh Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga (64%) karyawan mengaku mengunjungi situs web yang tidak terkait pekerjaan setiap harinya di meja kerja mereka.
Tidak mengherankan, hampir sepertiga (29%) karyawan menghindari pihak atasannya untuk mengetahui situs web apa saja yang mereka kunjungi.
Lebih menariknya lagi, satu dari dua (52%) bahkan juga menghindari koleganya untuk mengetahui aktivitas online mereka.
Baca Juga : Penjualan Semikonduktor Turun Signifikan Pada Kuartal Pertama 2019
Ini bisa jadi bahwa kolega merupakan ancaman yang mungkin lebih besar terhadap perspektif masa depan perusahaan atau mungkin hubungan dengan mereka bersifat lebih informal dan karenanya, menjadi jauh lebih berharga.
Sebaliknya, aktivitas media sosial tampaknya menjadi domain yang tidak begitu pribadi bagi banyak orang dan karenanya, lebih cocok untuk berbagi dengan rekan kerja tetapi tidak untuk atasan.
Ini mungkin karena karyawan khawatir dapat merusak citra publik perusahaan atau penurunan minat atas produktivitas staf yang memotivasi perusahaan untuk memantau jejaring sosial karyawan dan nanti akhirnya berpengaruh pada pembuatan keputusan berdasarkan penilaian dari media sosialnya.
Kebijakan tersebut telah menyebabkan satu dari dua (59%) orang mengatakan bahwa tidak ingin mengungkap aktivitas media sosialnya pada atasan dan 54% bahkan enggan untuk mengungkap informasi ini kepada kolega mereka.
Baca Juga : Pemilu Elektronik Jauh Lebih Aman dan Tidak Bisa Diretas, Kok Bisa?
Lebih lanjut 34% menghindari menunjukkan konten pesan dan email mereka kepada atasannya. Selain itu, 5% bahkan mengatakan bahwa karir mereka rusak permanen karena bocornya informasi pribadi mereka.
Dengan demikian, orang-orang khawatir tentang bagaimana membangun reputasi internal yang baik dan cara untuk tidak menghancurkan relasi dalam tempat kerja.
“Karena beraktivitas online menjadi bagian integral dari kehidupan kita saat ini, akan selalu ada garis kabur antara keberadaan digital di tempat kerja dan di kehidupan sehari-hari, dan itu bukan suatu hal yang buruk atau baik. Begitulah cara kita hidup di era digital. Namun, harus selalu diingat bahwa sebagai karyawan Anda harus semakin berhati-hati dengan apa yang Anda bagikan di media sosial atau situs web yang kerap Anda gunakan saat bekerja," kata Marina Titova, Head of Consumer Product Marketing di Kaspersky Lab
"Satu tindakan yang salah paham di internet akan berdampak jangka panjang yang tidak dapat ditarik kembali, sekalipun oleh pekerja yang paling ambisius dalam menaiki puncak karir pilihan mereka di masa depan,” tambah Marina.
Baca Juga : realme C2 Siap Meluncur 8 Mei di Indonesia. Ini loh Spesifikasinya!
Untuk memastikan para karyawan tidak jatuh dalam ancaman internet di tempat kerja, berikut terdapat beberapa saran yang bisa diikuti:
- Jangan memposting apa pun yang dianggap memfitnah, tidak sopan, memiliki hak paten, atau mencemarkan. Jika ragu, jangan pernah mengirimnya.
- Ketahuilah bahwa sistem administrator setidaknya secara teoritis mengetahui tentang pola penelusuran web Anda.
- Jangan melecehkan, mengancam, mendiskriminasi, atau meremehkan kolega, mitra, pesaing, pelanggan atau siapa pun. Baik di jejaring sosial atau dalam pesan, email, atau dengan cara lainnya.
- Jangan mem-posting foto karyawan, pelanggan, vendor, pemasok atau produk perusahaan lain tanpa izin tertulis sebelumnya.
- Saran lainnya yakni menggunakan Kaspersky Password Manager untuk memastikan media sosial dan akun pribadi lain Anda tidak berisiko mendapat akses tidak sah oleh orang lain di tempat kerja. selain itu, bisa juga memasang solusi keamanan seperti Kaspersky Security Cloud untuk melindungi perangkat pribadi Anda.