Saat ini masyarakat Indonesia mulai terbuka dengan pembayaran digital, menyusul banyaknya aplikasi pembayaran digital di Indonesia.
CEO DANA Vincent Iswara mengatakan metode pembayaran digital jauh lebih aman dibanding tunai karena pembayaran digital memiliki data dan alur yang lebih jelas.
"Orang pikir digital itu tidak aman, salah, digital itu jauh lebih aman. Kenapa? Karena semua yang terjadi ada data dan ada flow-nya (alur), jadi bisa ditelusuri kalau terjadi kehilangan dan bisa dicari tahu masalahnya," ujar Vincent di kantor DANA, Jakarta.
Sebaliknya, pembayaran tunai memiliki banyak kendala seperti uang rusak bahkan palsu, serta rekonsiliasi yang tidak tepat.
DANA mengatakan infrastruktur dan integrasi dari penerimaan pedagang harus siap supaya masyarakat cepat beralih ke pembayaran digital.
Baca Juga: Ini Penyebab Mark Zuckerberg Dituntut Mundur dari CEO Facebook
"Infrastrukturnya harus ready (siap), integrasinya harus siap dari penerimaan merchant-nya (pedagang) juga harus siap. Benefit-nya (keuntungannya) sekarang banyak, kalau berintegrasi secara digital transaksi itu bisa terjadi kapan pun, di mana pun dan uangnya bisa diterima segera," ucap Vincent.
Pihak DANA memberikan edukasi kepada masyarakat terutama di kalangan anak muda terkait manfaat dari pembayaran digital.
Perencana keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto menyebut salah satu kelemahan pembayaran nontunai ini adalah ketergantungannya terhadap teknologi, sehingga memiliki potensi gangguan.
Baca Juga: Sebuah Komputer berisi Enam Virus Mematikan dihargai Rp.16 miliar!
Selain itu, transaksi nontunai juga dapat membuat penggunanya menjadi konsumtif. Pasalnya, transaksi nontunai memudahkan akses kepada konsumsi. Terlebih dengan adanya berbagai promosi.
"Disinilah pentingnya edukasi penggunaan transaksi nontunai bagi masyarakat," ucapnya.