Find Us On Social Media :

Faktanya, Masih Sedikit Orang yang Memahami Cara Kerja Cryptocurrency

By Rafki Fachrizal, Rabu, 10 Juli 2019 | 11:50 WIB

Ilustrasi Cryptocurrency

Kurangnya pemahaman dan kepercayaan terbukti menghambat konsumen untuk menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency).

Kira-kira begitulah temuan dari laporan terbaru kaspersky yang bertajuk ‘Uncharted Territory: Why Consumers Are Still Wary About Adopting Cryptocurrency’.

Laporan ini mengungkapkan bahwa sebanyak 29% orang memiliki pengetahuan tentang mata uang kripto dan terdapat banyak permintaan untuk menggunakan teknologi tersebut, namun hanya satu dari sepuluh (10%) yang memahami cara kerja sepenuhnya.

Tingkat pengadopsian mata uang kripto oleh konsumen global sekarang sedang mengalami perlambatan, meskipun aktor Hollywood seperti Johnny Depp dan influencer YouTube seperti PewDiePie tengah memiliki minat yang tinggi terhadap teknologi tersebut.

Masih banyak konsumen yang masih kurang memiliki pemahaman yang tepat tentang bagaimana mata uang kripto bekerja.

Bahkan, empat dari lima orang (81%) dari hasil survei laporan ini mengaku tidak pernah membeli cryptocurrency.

Fakta lainnya, banyak pengguna cryptocurrency yang sudah memahami resiko dari mata uang ini. Menariknya, banyak pula orang yang kemudian memutuskan untuk tidak menggunakan mata uang kripto.

Baca Juga: Amankan Data Anda dengan Secure Folder di Samsung Galaxy S10

Diketahui, hampir seperlima orang (18%) berhenti menggunakannya karena merasa terlalu rumit secara teknis.

Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan akan kemampuan mata uang kripto dalam menjaga uang konsumen tetap aman.

Sebagai contoh, hampir sepertiga (31%) responden mempercayai mata uang kripto cukup fluktuatif dan mereka membutuhkan kestabilan sebelum siap untuk menggunakannya.

Ada juga persepsi umum di antara konsumen yang mengatakan bahwa mata uang kripto tidak akan bertahan selamanya.

Sepertiga orang (35%) percaya bahwa mata uang kripto adalah tren yang tidak cukup menarik untuk dipertimbangkan.

Lebih lanjut, faktanya pelaku kejahatan siber dapat menggunakan mata uang kripto untuk keuntungan pribadi, dengan sekitar satu dari lima (19%) dari responden yang disurvei mengatakan mereka telah mengalami serangan peretasan di bursa.

Baca Juga: Berapa Kerugian Negara Akibat Peredaran Ponsel BM di Indonesia?

Pelaku kejahatan siber juga menciptakan dompet elektronik palsu untuk menarik orang menginvestasikan uang mereka secara gegabah, dan sebanyak 15% konsumen telah menjadi korban penipuan mata uang kripto.

“Jika Anda ingin memperdagangkan aset crypto pada pertukaran apa pun,selalu perhatikan keamanan kredensial akun Anda. Jika tujuan Anda adalah investasi jangka panjang atau menggunakan mata uang kripto untuk pembayaran, maka simpanlah di lingkungan yang aman dan gunakan beberapa jenis dompet, atau mendistribusikannya baik antara perangkat lunak dan perangkat keras," kata Vitaly Mzokov, Head of Commercialization di Kaspersky berkomentar.

"Kami juga mendorong bisnis crypto untuk mempersiapkan diri secara efektif demi menunjukkan bahwa mereka mampu melindungi investasi pelanggan mereka,” tambah Vitaly.

Sekadar informasi, untuk membantu meningkatkan stabilitas dan menumbuhkan kepercayaan pada mata uang kripto, mitra Kaspersky seperti Merkeleon telah mengembangkan platform marketplace yang sah, platform lelang online, pertukaran mata uang kripto, dan sistem pembayaran crypto.

Baca Juga: Begini Cara Gunakan 2 Fitur Cegah