Berdasarkan data dari Aptrindo (Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia), saat ini terdapat sekitar 6,5 juta truk yang tersebar di seluruh Indonesia yang terdaftar di dalam asosiasi tersebut.
Dengan banyaknya jumlah truk tersebut, sayangnya masih banyak perusahaan penyedia jasa truk yang belum bisa mengoptimalkan utilisasi dari truk yang mereka miliki lantaran masih terbatasnya akses informasi terkait perusahaan yang membutuhkan jasa logistik dari mereka.
Sebaliknya, masih banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang merasa kesulitan dalam mendapatkan jasa logistik dengan harga yang transparan, waktu pengiriman yang relatif singkat, dan kualitas layanan truk yang memadai.
Padahal, proses logistik merupakan bagian fundamental dari keberlangsungan bisnis suatu perusahaan.
Berangkat dari masalah tersebut, Ady Bangun (Founder dan CEO, Trukita) bersama dengan ketiga rekannya sepakat untuk membangun startup di bidang logistik bernama Trukita.
Pada dasarnya, Trukita merupakan marketplace trucking yang melayani pengiriman muatan/barang dengan layanan menggunakan truk.
“Kami resmi beroperasi pada Juni 2018. Ide awal Trukita sebenarnya datangnya dari saya, di mana saya melihat bahwa dunia logistik itu masih lambat dalam hal pemanfaatan teknologi. Ini yang sebenarnya menggilitik saya waktu itu,” kata Ady.
Memiliki fokus di Business to Business (B2B), startup Trukita memiliki konsep yang berbeda dengan marketplace trucking pada umumnya.
“Kami konsepnya manage marketplace. Jadi, kami tidak selesai di level me-matching pengirim barang dan penyedia truk saja. Semua proses mulai dari me-manage pengiriman, memonitor pengiriman, sampai proses pembayaran ada di platform kami. Boleh dikatakan platform kami hadir sebagai end-to-end solution,”ucap Ady.
Baca Juga: Sampingan: Permudah Milenial untuk Dapatkan Penghasilan Tambahan
Shipper dan Transporter
Di dalam platform Trukita, terdapat dua istilah yaitu Shipper (pihak pengirim) dan Transporter (penyedia angkutan).