Find Us On Social Media :

Teknologi SAP Bantu Tiga Kota di Dunia Mewujudkan Smart City

By Rafki Fachrizal, Jumat, 30 Agustus 2019 | 16:16 WIB

Kota Nanjing, salah satu kota di negara Cina yang kini berubah menjadi smart city.

Konsep smart city (kota cerdas) kini sedang maraknya diimplementasikan di berbagai kota/kabupaten di Indonesia.

Apalagi, sejak beberapa tahun lalu pemerintah Indonesia melalui Kemenkominfo dan beberapa kementerian lainnya mengadakan sebuah program terkait smart city yaitu “Gerakan Menuju 100 Smart City”.

Dalam program ini, 100 kota/kabupaten di Indonesia yang terpilih berkesempatan untuk mendapatkan bimbingan teknis dalam menyusun masterplan smart city.

Lebih lanjut, untuk bisa mewujudkan smart city, tentunya kaloborasi antara berbagai pihak menjadi salah satu hal yang tidak lepas dari perhatian pemerintah kota/kabupaten yang terpilih dalam program ini. Termasuk kolaborasi dengan penyedia teknologi smart city misalnya.

Saat ini, salah satu perusahaan teknologi yang menyediakan solusi teknologi terkait smart city adalah SAP.

Dalam portofolionya sendiri, tercatat sudah banyak kota-kota di dunia yang mendapatkan dukungan dari solusi yang disediakan SAP untuk mewujudkan smart city. Nah, sebagai contohnya, berikut ini adalah beberapa kota tersebut:

1. Kota Antibes, Perancis

Antibes adalah salah satu kota yang terletak di sisi Tenggara Perancis yang terkenal memiliki banyak bangunan dengan arsitektur bergaya klasik.

Selain itu, kota ini juga menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan lantaran keindahan pantai yang dimilikinya.

Karena banyaknya wisata, tidak heran bila kota ini ramai dikunjungi wisatawan ketika musim panas atau liburan tiba.

Menurut data, bahkan saat musim itu itu populasi di kota ini berjumlah sekitar 250.000 orang, yang di mana itu jumlah tiga kali lipat dari jumlah penduduk asli kota ini.

Bagi pemerintah Kota Antibes, dengan kondisi seperti itu tentunya menjaga infrastruktur air mereka tetap efisien dan aman bagi seluruh penduduknya adalah salah satu hal yang penting.

Sebagai salah satu inisiatifnya, pemerintah Kota Antibes memanfaatkan teknologi yakni dengan menggunakan perangkat IoT dari platform Leonardo dari SAP untuk mengendalikan sistem pengelolaan airnya.

Dalam implementasinya, kota ini telah memasang lebih dari 2.000 sensor IoT ke dalam jaringan pipa airnya untuk mendigitalkan infrastruktur kota.

Sensor-sensor ini sendiri bertugas memantau kualitas dan aliran air serta memprediksi kapan dan di mana pemeliharaan infrastuktur jaringan pipa air harus dilakukan.

Selain itu, teknologi ini juga dapat mendeteksi intrusi secara real-time, yang memungkinkan pemerintah kota untuk mengidentifikasi adanya masalah pada pasokan air bersih yang membahayakan penduduk dan wisatawan.

2. Kota Nanjing, China

Pernah menjadi ibu kota kuno Cina, Nanjing adalah salah satu dari 20 kota teratas di Cina yang memiliki populasi lebih dari 8 juta jiwa.

Dengan jumlah sedemikian banyaknya, tidak heran bila volume lalu lintas di kota ini turut besar.

Diperkirakan, ada sekitar 10.000 taksi, 7.000 bus, dan 1 juta mobil pribadi yang setiap harinya lalu lalang di seluruh sudut kota ini.

Nah, untuk membantu membantu mengatasi volume lalu lintas, pemerintah kota Nanjing mengembangkan sistem lalu lintas pintar, yang di mana mencakup penggunaan sensor dan chip Radio Frequency Identification (RFID).

Penggunaan kedua teknologi ini sendiri berfungsi untuk menghasilkan aliran data berkelanjutan mengenai seluruh status sistem transportasi dan lalu lintas yang ada di seluruh kota.

Dalam implementasinya, kota ini menggunakan perangkat IoT dari SAP dan platform SAP HANA untuk menganalisis pola pergerakan lalu lintas secara real-time. Secara total, lebih dari 20 miliar data sensor dihasilkan setiap tahun di kota ini.

Selain itu, hasil data ini juga dikombinasikan dengan data lain seperti perilaku perjalanan orang-orang, harga tiket kendaraan umum, kondisi jalan, dan aksesibilitas area.

Platform analitik lalu lintas cerdas dari SAP sendiri menggunakan algoritme analitik canggih, sehingga membantu pemerintah kota ini dalam memahami data.

Semua informasi mengalir ke satu peta digital (sistem) yang memberikan tampilan terperinci tentang kondisi lalu lintas terkini di seluruh kota, serta kemampuan untuk memprediksi status dan memberikan rekomendasi untuk perencanaan.

Dari sistem ini, akan langung dipublikasikan hasil lalu lintas secara real-time ini ke aplikasi seluler penduduk, yang dapat digunakan penduduk kota untuk merencanakan perjalanan mereka dan menghindari kemacetan.

3. Kota Buenos Aires, Argentina

Memberikan pelayan publik yang baik terhadap setiap masyarakat merupakan kewajiban dari setiap pemerintah kota/daerah.

Di Kota Buenos Aires, Argentina, misalnya. Setiap bulannya ada lebih dari 8.000 pekerjaan terkait pelayanan/administrasi publik yang harus dikerjakan oleh pemerintah (disebutnya GCBA) di kota itu.

Sebelumnya, semua kegiatan terkait layanan publik di kerjakan secara manual atau menggunakan kertas.

Akan tetapi, kini GCBA sudah melakukan transisi di mana semua kegiatan terkait itu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi.

Lebih lanjut, setiap bulannya GCBA menerima sekitar 30.000 keluhan layanan publik dari para penduduknya.

Untuk mengelola semua keluhan ini, GCBA  menerapkan solusi dari SAP agar bisa melihat dan mengatur keluhan secara real-time, menganalisis masalah, dan terhubung dengan penduduk di media sosial melalui perangkat seluler.

Sebagai contoh, ketika penduduk melihat masalah seperti saluran air yang tidak tertutup, mereka dapat men-posting gambar masalah ke kementerian bersama dengan deskripsi masalah dan lokasi.

Dari sana, kementerian dapat merencanakan solusi, menjalankannya, dan kemudian mem-posting gambar yang menunjukkan bahwa masalah telah diperbaiki.

Saat ini, GCBA mampu berjanji untuk memperbaiki setiap masalah dalam maksimum 72 hingga 96 jam, dan dengan memanfaatkan platform SAP HANA, kota ini dapat menentukan investasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah dan juga memprioritaskan masalah di publik yang berperingkat paling kritis.

Selain yang dijelaskan sebelumnya, pemerintah kota Buenos Aires juga memanfaatkan teknologi SAP untuk membantu mengurangi konsumsi energi listrik dari lampu kota, mengotomatisasi sistem drainase kota, dan memprediksi bencana alam seperti banjir dengan berbasis sensor IoT.