Bisa jadi alasan yang sama juga digunakan Facebook. Beberapa kreator Instagram yang memanfaatkan jumlah like untuk kepentingan bisnis, sempat khawatir fitur ini bisa menurunkan engagement.
Setelah melakukan uji coba di beberapa negara, Facebook enggan membeberkan hasil dari uji coba penyembunyian like di Instagram.
Apabila fitur ini diaplikasikan ke Facebook, bisa jadi dampak positif yang dihasilkan lebih besar ketimbang dampak negatifnya.
Bagai Racun
Sementara itu survei Royal Society for Public Health pada pekan lalu juga mengungkap bahwa tombol like dianggap sebagai fitur paling "beracun" dalam media sosial oleh pengguna di Inggris.
Hasil riset 'The Royal Society for Public Health' di Britania Raya menunjukkan adanya kelemahan dalam aplikasi Instagram yang berubah menjadi destruktif untuk kesehatan mental para penggunanya.
Pilihan like di Instagram telah menjadi perangkat validasi diri oleh para pengguna untuk diterima secara sosial (social approval) melalui konten yang mereka unggah.
Tombol like Instagram menjadi sesuatu yang sangat kuat sampai mendapatkan jumlah like sebanyak-banyaknya menjadi tolak ukur harga diri seseorang.
Sebaliknya, orang-orang yang mendapatkan sedikit like dapat merasa depresi dan menurunkan tingkat kepercayaan diri.
Fenomena yang terjadi ini menjadi perhatian sendiri untuk Instagram agar dapat memperbaiki pengalaman pengguna dengan aplikasi tersebut.