Find Us On Social Media :

AS-Iran Bergejolak, Harga Bitcoin Meroket

By Adam Rizal, Kamis, 9 Januari 2020 | 09:30 WIB

Bitcoin

Tensi politik antara Iran dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Iran melancarkan serangan balasan menyusul tewasnya jenderal Iran, Qasem Soleimani, beberapa waktu lalu.

Guncangan politik ini mendongkrak harga komoditas, seperti emas dan minyak mentah. Tak hanya itu, harga Bitcoin pun turut melesat tajam di tengah ketegangan antara Iran dan AS.

Coindesk mencatat bahwa harga Bitcoin saat ini berada di kisaran angka 8.400 dollar AS (Rp 116,9 juta) pada Senin (7/1/2020) pukul 23.30 waktu AS atau pada Rabu (8/1/2020) pagi WIB.

Angka ini melesat tajam dari awal tahun yang berkisar di angka 8.080 dollar AS (Rp 112,5 juta). Bahkan, dalam 40 menit, kenaikan harga Bitcoin tertinggi bisa tembus mencapai 8.438 dollar AS (Rp 117,5 juta).

Itu artinya, harga Bitcoin dapat melonjak hingga sekitar 400 dollar AS (Rp 5,5 juta). Saat berita ini ditulis, harga bitcoin mencapai 8.350 dollar AS (Rp 116,2 juta).

Dirangkum Coindesk, Joshua Green, kepala perdagangan di Digital Asset Capital Management, memastikan bahwa selain Bitcoin, harga emas, dan minyak mentah juga naik tajam, sebagai respons terhadap serangan Iran ke AS.

Hal ini tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, Bitcoin dianggap sebagai safe haven asset, layaknya emas atau minyak mentah.

Artinya, aset ini akan dinilai sangat tinggi apabila terjadi suatu krisis karena menjadi komoditas paling dicari. Hal ini berbeda dengan uang yang investasinya lebih berisiko jika terjadi krisis.

Minyak mentah disebut naik 1.2 persen ke angka 63 dollar AS per barrel (Rp 877.325), sedangkan harga emas naik 2,19 persen ke angkat 1.608/troy ons.

Ketegangan politik ini dimanfaatkan Bitcoin untuk memperkuat posisinya sebagai safe haven asset, setidaknya di segmen cryptocurrency.

Selain Bitcoin, Ethereum juga naik 1,47 persen menjadi 144 dollar AS.

Citra Jelek