Bagi perusahaan/organisasi yang menjadikan teknologi sebagai business enabler, keamanan siber merupakan salah satu perhatian utama mereka.
Hal itu lantaran serangan siber yang terus semakin canggih dan dapat mengancam perkembangan bisnis seperti kebocoran data, kerusakan sistem IT, dan berbagai hal fatal lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi para perusahaan di Indonesia untuk mengetahui tren dan perkembangan keamanan siber yang akan terjadi di masa depan.
Terkait dengan keamanan siber tersebut, berikut ini akan dibahas tren keamanan siber apa saja yang ada di tahun 2020.
1. Regulasi Perlindungan Data Menjadi Global
Pada bulan Mei 2020 nanti, peraturan GDPR (General Data Protection Regulation) akan genap dua tahun berjalan di EU (Uni Eropa).
GDPR menyediakan seperangkat aturan yang membantu praktik keamanan data yang ada di organisasi menjadi lebih terorganisir, transparan, dan terlindungi.
Perlu dicatat, meski organisasi Anda tidak terpengaruh oleh GDPR, ada baiknya merencanakan untuk menyelaraskan kebijakan perlindungan data organisasi Anda dengan GDPR. Pasalnya, bukan hal tidak mungkin bahwa peraturan serupa pada akhirnya akan diterapkan di Indonesia.
Berikut beberapa negara di seluruh dunia yang telah memperkenalkan peraturan serupa GDPR:
- Australia: The Notifiable Data Breach (NDB)
- Brazil: The General Data Protection Law (LGPD)
- California: The Consumer Privacy Act 2018
- Canada: The Personal Information Protection and Electronic Documents Act (PIPEDA)
- Jepang: Komisi EU menilai bahwa aturan perlindungan yang dimiliki Jepang yakni “adequacy decision”, memiliki kekuatan yang sama seperti GDPR.
2. Solusi Keamanan Berbasis Artificial Intelligence dan Machine Learning
Menurut survei Cylance Blackberry, 75,2% profesional di bidang keamanan berencana untuk menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk pertahanan keamanan siber, 70,5% untuk pencegahan malware, dan 68,6% untuk pencegahan ancaman tingkat lanjut.
Teknologi AI dan Machine Learning (ML) sangat potensial digunakan untuk mengidentifikasi berbagai ancaman siber secara real-time.