Find Us On Social Media :

Menuju New Normal, Inilah Tantangan dan Peluang TI Setelah Pandemi

By Fathia Yasmine, Rabu, 24 Juni 2020 | 16:04 WIB

Ilustrasi suasana kantor setelah pandemi

Keamanan infrastruktur

Dulu akses menuju infrastruktur TI telah disesuaikan dengan banyaknya kantor, jumlah cabang, dan pengguna. Kini kebutuhan infrastruktur semakin tinggi akibat kebutuhan akses pengguna baru yang bekerja di luar premises.

Kebutuhan inilah yang akhirnya menjadi tantangan tersendiri. Sebab, banyaknya pintu akses akan memperbesar risiko gangguan penjahat siber. Belum lagi dengan perlunya penyesuaian SOP, terutama bagi industri dengan regulasi yang ketat seperti bank.

“Dengan makin banyaknya orang-orang bekerja dari berbagai lokasi geografis dan efektivitas kontrol, pengawasan, produktivitas, harus in place,” lanjut Setiasmo.

Belum lagi dengan adanya akses jaringan internet yang belum tentu aman, maupun risiko peretasan laptop pribadi, inilah salah satu pertimbangan  yang perlu diperhatikan.

Baca Juga: Google Cloud Platform Region Resmi Hadir di Jakarta, Ini Keunggulannya

Profil risiko

Keterbatasan mobilisasi antar negara dan kegiatan tatap muka, menjadikan berbagai aktivitas maupun proses bisnis harus beralih melalui platform digital. Kondisi inilah yang menjadikan perusahaan harus mulai melakukan perubahan profil risiko organisasi, agar kegiatan bisnis dapat tetap berjalan.

Sejalan dengan hal ini, IT & Operation, PT Enseval Putera Megatrading Tbk Handi Halim, turut mengingatkan para pelaku bisnis yang melibatkan supply chain harus segera memulai transformasi digital.

“Interaksi antara pemasok dan pelanggan akan memakai digital apps, online order, online payment, dan lain-lain,” ujarnya.

Platform digital juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan koordinasi, meeting, hingga pelatihan. Inilah yang menjadi tantangan besar bagi TI untuk mewadahi seluruh kebutuhan seluruh lini bisnis perusahaan.

Baca Juga: Inovasi Shopee Permudah Masyarakat Jalani Aktivitas di Era New Normal