Find Us On Social Media :

Menghilangkan Ancaman Terbesar bagi Privasi dan Keamanan Layanan Kesehatan

By Rafki Fachrizal, Kamis, 9 Juli 2020 | 17:15 WIB

Ilustrasi teknologi di industri kesehatan.

Penulis: Zakir Ahmed, Senior Vice President & GM Kofax di Asia Pasifik & Jepang.

Bicara soal keamanan data, organisasi layanan kesehatan ibarat dihadapkan pada buah simalakama. Demi pelayanan yang berkualitas bagi pasien, dibutuhkan akses cepat terhadap informasi yang tepat.

Namun di sisi lain, hukum mewajibkan organisasi untuk melindungi data sensitif yang tercantum dalam rekam medis elektronik (Electronic Medical Records/EMR).

Beragam perangkat digunakan untuk mengumpulkan dan mengirim data pasien, antara lain: komputer, perangkat seluler, pompa infus dan mesin sinar-X.

Dewasa ini, semua perangkat tersebut terhubung dengan internet, jaringan rumah sakit dan teknologi medis lainnya, sekalipun hanya sedikit yang dilengkapi protokol keamanan. Kondisi ini semakin diperumit oleh lingkungan rumah sakit yang terbuka bagi masyarakat umum.

Perangkat-perangkat berisi data sensitif yang terkoneksi tersebut dibiarkan tanpa pengawasan dan membahayakan keamanan seluruh jaringan. Akibatnya, ancaman cyber dan keamanan data pun meningkat.

Untuk melindungi diri dari pelanggaran data, organisasi layanan kesehatan memerlukan strategi keamanan yang menyeluruh.

Strategi terbaik adalah pendekatan sistematis yang menguji kerentanan seluruh perangkat terkoneksi untuk menemukan ancaman keamanan dan mengurutkannya berdasarkan tingkat prioritas untuk diatasi dengan segera.

Pembaruan perangkat lunak serta perbaikan (patch) secara berkala juga tidak kalah penting; begitu pula dengan penggantian peralatan yang sudah ketinggalan zaman dengan perangkat baru yang dilengkapi sistem keamanan bawaan.

Perangkat multifungsi seperti pencetak dan perangkat pencitraan sering kali terlewat dari proses peninjauan keamanan karena tidak dianggap sebagai ancaman.

Namun kenyataannya, data yang ditangani kedua perangkat ini jauh lebih banyak ketimbang yang selama ini kita sadari.

Baca Juga: i3 Tawarkan Solusi Avvan untuk Mengelola Lingkungan Multi Cloud

Masalah keamanan tersembunyi dalam organisasi layanan kesehatan

Data menunjukkan betapa sering dan berbahayanya pelanggaran keamanan yang terjadi di dunia layanan kesehatan.

Selama tahun 2019, di Amerika Serikat ditemukan 1.473 pelanggaran data yang mengungkap lebih dari 168,68 juta rekaman sensitif di seluruh industri. Namun, serangan cyber bukan satu-satunya ancaman yang membahayakan.

Berdasarkan data dari Ernst & Young, 34% organisasi menganggap ancaman terbesar bersumber dari kecerobohan atau ketidaktahuan karyawan.

Pelanggaran data layanan kesehatan, khususnya, semakin meningkat. Bandingkan:

Data medis yang terpapar dapat menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi organisasi layanan kesehatan dalam bentuk denda negara dan pemerintah daerah, gugatan perdata, rencana aksi untuk perbaikan, pengawasan kredit, pencurian identitas dan hilangnya pemasukan.

Pada tahun 2016, Advocate Health Care Network membayar denda sebesar $5,5 juta atas beberapa pelanggaran yang membahayakan lebih dari 4 juta rekam kesehatan elektronik pasien.

Denda HIPAA berkisar antara $100 hingga $50.000 untuk tiap pelanggaran. Denda digolongkan ke dalam beberapa tingkatan berdasarkan tingkat pengetahuan organisasi yang melanggar terhadap pelanggaran yang terjadi serta langkah-langkah pencegahan yang telah, atau tidak, dilakukan.

Sederhananya, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dan mengenali pelanggaran sebelum terjadi akan memperkecil denda yang mesti ditanggung apabila terjadi pelanggaran.

Tidak ada perangkat yang dapat dikecualikan oleh organisasi layanan kesehatan saat menerapkan langkah-langkah pengamanan. Sekilas, pencetak dan perangkat pencitraan tampak sangat sederhana dan cukup aman.

Namun, sesungguhnya perangkat-perangkat tersebut merupakan ancaman tersembunyi bagi rumah sakit dan kantor layanan kesehatan.

Enrique Lores dari HP menjelaskan, “Sayangnya, selain komputer jaringan, laptop, tablet dan ponsel, pencetak juga telah menjadi titik masuk yang semakin populer bagi para peretas dan karyawan yang ceroboh (atau tidak bermoral) untuk melakukan pelanggaran jaringan, mencuri data sensitif, atau menimbulkan kekacauan digital.”

Pergerakan orang keluar-masuk serta tingginya tingkat pergantian karyawan di fasilitas layanan kesehatan juga membuat para penjahat semakin mudah memanfaatkan situasi, seperti stasiun kerja yang dibiarkan kosong, untuk mencuri dokumen dan menimbulkan kekacauan.

Seiring bertambahnya organisasi yang memperluas akses seluler ke pencetak, kendali terhadap keamanan pun semakin lemah.

Karyawan dapat mencetak dokumen sensitif dari jarak jauh dan membiarkannya tergeletak berjam-jam sebelum diambil, atau bahkan terlupakan.

Sayangnya, berdasarkan data survei Spiceworks yang disponsori HP, hanya 18% perusahaan memantau pencetak mereka untuk mengenali ancaman. Keadaan ini jelas harus diubah.

Baca Juga: Keamanan Lapis Enam Jaga Keamanan Data Pelanggan di Data Center Google

Solusi pencetakan dan penangkapan data yang sadar konten

Organisasi layanan kesehatan perlu menerapkan kendali lebih ketat terhadap waktu dan cara pencetakan dokumen serta pihak-pihak yang memiliki akses ke baki keluaran.

Langkah pertama adalah menyusun kerangka kerja keamanan pencetakan yang meliputi perangkat yang dilengkapi sistem keamanan bawaan serta teknologi pencetakan dan penangkapan data yang sadar konten.

Pengelolaan perangkat cetak tradisional melacak hal-hal seperti kepala surat, asal dokumen dan pihak yang mencetaknya.

Pengelolaan perangkat cetak yang sadar konten melacak semua informasi tersebut sekaligus konten dokumen itu sendiri.

Solusi sadar konten yang canggih dan menyeluruh menggabungkan pengelolaan pencetakan, penangkapan dan keluaran untuk memperkecil kemungkinan pelanggaran keamanan sekaligus menekan biaya kepatuhan.

Saat mencari solusi, pastikan ketersediaan fitur-fitur dan fungsionalitas di bawah ini:

Alur kerja pencetakan, pemindaian dan automasi yang terpadu akan membantu organisasi layanan kesehatan dalam mengelola, mengamankan dan mengatur dokumen sensitif.

Automasi alur kerja dan proses akan memastikan informasi  yang tepat sampai ke tangan pihak yang tepat. Sementara itu, jejak audit otomatis menghasilkan laporan yang kredibel untuk menunjukkan kepatuhan.

Apabila data terpapar, laporan audit dapat mendokumentasikan uji tuntas yang dilakukan organisasi, sehingga denda dapat diminimalkan.

Teknologi pencetakan dan penangkapan yang sadar konten membekali organisasi layanan kesehatan dengan kemampuan untuk mengamankan salah satu ancaman keamanan terbesar yang tersembunyi bak gajah di pelupuk mata.

Dengan teknologi ini, organisasi layanan kesehatan dapat meningkatkan keamanan, produktivitas dan kepatuhan, serta berfungsi seperti di masa depan.

Baca Juga: Contoh Penerapan Artificial Intelligence di Bidang Pendidikan