Find Us On Social Media :

Tren Penjualan Emas Melonjak di Tokopedia dan Bukalapak Selama Pandemi

By Adam Rizal, Jumat, 10 Juli 2020 | 16:00 WIB

Emas Antam

Dhinda mengatakan tren kenaikan harga masih terlihat dalam kondisi ekonomi yang belum stabil sebagai dampak dari pandemi corona. Dengan begitu, nasabah cenderung mencari instrumen investasi bersifat safe-haven seperti emas.

"Melihat tren emas saat ini dan animo transaksi dari pengguna, kami melihat pertumbuhannya masih sangat sehat," ujar dia.

Dhinda melanjutkan, pengguna Bukalapak dapat bertransaksi emas mulai dari Rp 100. Selain itu, emas yang telah dimiliki pelanggan bisa ditarik dalam bentuk emas fisik.

Bukalapak juga terus update harga emas secara teratur sehingga pelanggan dapat mengambil keputusan untuk menjual atau membeli emas. "Transaksi di BukaEmas pun bebas biaya, sehingga pelanggan dapat berinvestasi dalam jumlah berapapun dan kapanpun secara online," ujar dia.

"Kami juga selalu memastikan BukaEmas aman dan legal karena merupakan hasil kerjasama Bukalapak dengan para mitra kami, seperti IndoGold dan Pluang yang memiliki lisensi serta diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti)," ujar Dhinda.

Dhinda pun menyebut Bukalapak terus mengembangkan dan mengintergrasikan produk dan fitur secara menyeluruh pada ekosistem perusahaan. Salah satunya melalui fitur 'Beli Otomatis Emas'. Fitur itu memberikan kemudahan kepada pengguna untuk membeli emas secara otomatis setiap kali transaksi di platform Bukalapak.

Selain itu, ada fitur 'Cicil Emas' yang memungkinkan pengguna mengunci harga emas di awal dan melunasinya dengan cicilan ringan. Sehingga pengguna bisa mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih maksimal dengan menekan dampak risiko pergerakan harga. Dhinda mengklaim transaksi dalam fitur Cicil Emas paling digemari pengguna.

Untuk fitur 'Tabungan Emas' di aplikasi Mitra Bukalapak, perusahaan bekerja sama dengan Pegadaian dan diawasi oleh OJK. Hal itu untuk membantu pelanggan berinvestasi melalui produk emas secara mudah dan aman di 1,5 juta warung Mitra Bukalapak dan ribuan outlet Pegadaian di seluruh Indonesia.

Dhinda menyebut ada pertumbuhan jumlah investor yang sehat di ekosistem Bukalapak, begitu pula di BukaEmas ke depannya. Meskipun, kondisi pasar yang cenderung volatile. Munurut dia, Bukalapak melihat penggunanya cenderung memilih produk investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah seperti emas.

"Dengan ketidakpastian yang tinggi sebagai efek dari pandemi Covid-19, kami melihat bahwa masyarakat cenderung memilih untuk mengurangi pengeluaran kebutuhan yang tidak mendesak dan investasi jangka panjang, sehingga kami optimistis terhadap pertumbuhan transaksi emas tahun ini," ujar Dhinda.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, perusahaan mencatat Tabungan Emas mengalami pertumbuhan lebih dari dua kali lipat dari segi pengguna maupun jumlah transaksi selama pandemi corona. Jumlah nominal pembelian emas per pengguna, menurut dia, meningkat hampir dua kali lipat, khususnya selama masa PSBB yang dimulai pada Maret 2020.

"Secara demografis, wilayah Indonesia bagian barat merupakan daerah dengan pertumbuhan transaksi tabungan emas yang paling pesat, seiring dengan dominasi jumlah Mitra Bukalapak di wilayah tersebut," ujar Rachmat dikutip siaran pers, Rabu (8/7).