Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan transaksi emas di platformnya naik cukup signifikan sejak pandemi. "Volume transaksi naik lebih dari dua kali lipat. Sepertinya nasabah mencari investasi yang lebih stabil dan aman dibandingkan pasar saham," ujar Claudia.
Meski begitu, Claudia mengatakan ada tantangan besar meningkatkan transaksi selama pandemi. Dia menyebut perusahaan tak bisa mengadakan edukasi finansial secara tatap muka.
Perusahaan pun terpaksa menjalankan program edukasi secara online. "Hal tersebut merupakan upaya kami untuk menjaga kesehatan nasabah kami," ujar dia.
Claudia pun optimistis investasi emas bakal semakin diminati masyarakat terutama saat pandemi corona. "Emas itu investasi yang baik ketika ada ketidakpastian ekonomi. Menurut kami, masih tepat waktunya untuk meningkatkan investasi emas," ujar Claudia.
Sebagai informasi, Pluang merupakan nama baru dari fintech EmasDigi. Perubahan nama tersebut seiring perubahan strategi bisnis perusahaan yang semula merupakan platform jual-beli emas (bussines to bussiness/b2b) menjadi platform investasi (bussiness to consumer/b2c).
Startup itu pun hadir di ekosistem Gojek melalui layanan GoInvestasi pada awal Juni 2020. Melalui fitur tersebut, pengguna Gojek dapat membeli emas minimal 0,01 gram atau setara Rp 8.000.
Pada September tahun lalu, Bukalapak juga menggaet Pluang dalam fitur Cicil Emas sebagai bagian dari pengembangan fitur Buka Emas di platformnya. Lewat layanan itu, pengguna bisa mulai mencicil emas dengan jumlah minimum 1 gram dengan tenor cicilan tiga hingga 24 bulan. Besaran cicilan akan disesuaikan dengan tenor dan jumlah besaran emas yang akan diinvestasikan.
Di sisi lain, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam mencatat kontribusi reseller dari transaksi emas mencapai 40%. Beberapa reseller tersebut merupakan perusahaan rintisan seperti Lakuemas, Tokopedia, dan Orori.
Vice President Marketing & Sales Aneka Tambang (Antam) Iwan Dahlan mengatakan perusahaannya memang mengandalkan reseller untuk mendukung penjualan emas. Sampai saat ini, ada sekitar 13 reseller baik online dan offline yang bekerja sama dalam penjualan emas Antam. Selain startup, ada beberapa reseller offline seperti Indogold dan Pegadaian.
Menurutnya, startup yang menjadi reseller emas bisa mendongkrak penjualan dan memperluas jangkauan pasar. "Harapannya bisa menarik millenial untuk lebih aware investasi di emas LBMA (London Bullion Market Association)," ujar Iwan di Jakarta.