Pengaruh dari karyawan bekerja jarak jauh: 72% professional TI menegaskan efektivitas berkelanjutan dari ITSM bahkan dalam berbagai skenario kerja jarak jauh. Tapi, hanya satu dari dua perusahaan yang memiliki kebijakan BYOD untuk mendukung produktivitas berkelanjutan dalam lingkungan kerja jarak jauh baru.
Implikasi pengelolaan finansial dan asset: 4 dari 5 responden percaya TI akan lebih mengapresiasi dalam hal anggaran, gaji dan pengakuan upaya, setelah krisis ini berakhir. Saat ini hanya ada 15% perusahaan yang tidak dilengkapi dengan aplikasi dan alat yang dibutuhkan untuk bekerja jarak jauh.
Masalah keamanan dan tata kelola: Hanya 40% perusahaan yang yakin setuju bahwa mereka dilengkapi untuk menangani peningkatan dalam keprihatinan keamanan dan privasi terkait dengan karyawan yang bekerja di luar kantor.
Layanan pihak ketiga dan bantuan teknologi: Di antara perusahaan yang mengalihdayakan ITSM, lebih dari 70% merasa puas dengan kinerja MSP mereka. Yang menarik, layan-sendiri TI tidak ada dalam 28% perusahaan yang menjadi responden.
Tingkat keberhasilan keberlanjutan bisnis: Sebagian besar perusahaan memiliki rencana keberlanjutan bisnis (business continuity plan/BCP), hanya 20% yang tidak memilikinya. BCP yang andal merupakan faktor penting untuk keberhasilan dukungan TI jarak jauh.
“Pandemi ini telah membawa organisasi TI ke depan hanya dalam waktu singkat,” kata Rajesh Ganesan, Vice President, ManageEngine. Menurut Rajesh, kinerja perusahaan dalam beberapa bulan terakhir terkait pada seberapa baik organisasi TI memampukan kerja jarak jauh, dan tren ini akan terus berlanjut.
"Seiring dengan bisnis yang terus berjuang untuk bertahan, bersaing dan menjadi pemimpin dalam waktu yang sulit ini, menutup celah-celah teknologi yang disorot dalam survei ini akan menjadi prioritas. Kami mengerti perubahaan ini dan menambah berbagai kemampuan dalam lini produk kami untuk membantu memberdayai para pelanggan kami,” pungkasnya.