Find Us On Social Media :

Empat Tren yang Mengubah Pelayanan Kesehatan dan Life science

By Rafki Fachrizal, Rabu, 5 Agustus 2020 | 17:45 WIB

Ilustrasi Teknologi di Industri Kesehatan

Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi internet tercepat di Asia Tenggara. Penelitian Google & Temasek memperkirakan nilai ekonomi internet Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$174 miliar dengan CAGR lebih dari 40%. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ini adalah hadirnya aplikasi seluler.

Aplikasi data kesehatan seluler, atau mHealth, juga semakin populer karena pasien dapat mengakses informasi kesehatan mereka setiap saat, antara lain melihat rekam medis, berkomunikasi dengan tim layanan kesehatan, serta mengatur janji temu dokter, dan tagihan 24 jam sehari, tujuh hari seminggu.

Pengelolaan data pasien secara swalayan dimungkinkan berkat sistem EHR terpusat, sehingga pasien dapat menelusuri informasi kesehatan mereka dengan lebih baik.

Seiring meningkatnya kepercayaan pelanggan terhadap aplikasi data kesehatan seluler, pasar mHealth global diprediksi akan tumbuh dengan CAGR sebesar 33,5% hingga tahun 2020.

Di Asia Pasifik, perluasan pangsa pasar mHealth sangat dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan penyakit serta semakin cepatnya masyarakat mengadopsi teknologi seluler.

Perkembangan mHealth menimbulkan peluang untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan medis masyarakat yang semakin meningkat dan infrastruktur layanan kesehatan yang baru mulai bangkit di kawasan ini.

Baca Juga: Inilah Teknologi Pendorong Produktivitas Kerja Di Rumah Saat Pandemi

2. Analisis Genom

Terobosan dalam penelitian genom dan pengurutan DNA telah mendorong pertumbuhan pengobatan presisi, yang juga dikenal sebagai pengobatan personalisasi.

Pengobatan presisi memerlukan pemahaman menyeluruh terhadap genom lengkap pasien, yang dirangkum melalui analisis sejumlah petabita data genetik.

Seiring integrasi beragam data pada sejumlah cabang pengobatan presisi, bidang genomika kini berkembang dengan pesat.

Salah satu contohnya adalah farmakogenomika, yang menyertakan data klinis dan data terkait obat ke dalam analisis data genom pasien untuk menentukan efektivitas obat dan risiko efek samping pada pasien tertentu.