Pada bulan Agustus lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus, Tokopedia merayakan HUT ke-11 bersamaan dengan perayaan HUT Kemerdekaan RI.
Dalam rangka merayakan HUT ke-11 tersebut, Tokopedia kembali menggelar START Summit Extension yang digelar secara online (YouTube Live dan Tokopedia Play).
START Summit Extension sendiri merupakan acara yang mengangkat tema-tema menarik dan edukatif seputar teknologi yang ada di Tokopedia.
Saat itu, tema dari START Summit Extension yang diangkat yaitu “Shift in Indonesia’s Technology Landscape.”
Lewat tema tersebut, para pembicara sekaligus Nakama (sebutan karyawan Tokopedia) menceritakan terkait proses adaptasi Tokopedia dalam menghadapi perkembangan industri teknologi yang sangat dinamis, termasuk inovasi digital yang dihadirkan sepanjang 11 tahun berdirinya perusahaan.
Seluruh inisiatif digital yang dipaparkan oleh para pembicara berkaitan dengan komitmen untuk mempermudah masyarakat, khususnya UMKM lokal, dalam mengembangkan bisnis daring.
Adapun para pembicaranya yaitu Leontinus Alpha Edison (Vice Chairman dan Co-founder Tokopedia), Erika Hutapea (Data Analyst Lead Tokopedia) dan Gilang Kusuma Jati (Engineering Manager Tokopedia).
Baca Juga: Inilah Cara Tokopedia Kelola Infrastuktur dengan SRE dan Multi Cloud
Alami Perkembangan yang Pesat
Dalam acara tersebut, Leontinus memaparkan perkembangan dari perusahaan marketplace yang dibangunnya bersama William Tanuwijaya.
Diungkapkannya, Tokopedia berhasil tumbuh dengan baik di mana saat ini telah memiliki dari lebih dari 8,6 juta penjual yang 94%nya berskala ultra mikro, dikunjungi lebih dari 90 juta masyarakat per bulan dan menjangkau 98% kecamatan di Indonesia.
“Kami melihat bahwa bukan hanya Tokopedia yang tumbuh, pengguna kami pun terus tumbuh. Ketika awal Tokopedia berdiri, kebutuhan pengguna adalah untuk berbelanja, setelah itu, muncul kebutuhan lainnya seperti fintech, same day delivery dan lain sebagainya. Nah ini yang kami coba akomodir menggunakan teknologi,” terang Leontinus.
Leontinus menjelaskan bahwa awalnya Tokopedia memiliki satu lini bisnis, yakni Marketplace. Sedangkan kini, Tokopedia memiliki empat lini bisnis berbeda yaitu Marketplace dan Pembayaran, Fintech, Logistic and Fulfillment, Mitra Tokopedia dan masih banyak lini bisnis baru lainnya yang akan datang.
Selama Tokopedia beroperasi, semua lini bisnis tersebut juga berupaya untuk dapat mendukung UMKM di Indonesia.
Salah satu contoh lini bisnis tersebut yakni Mitra Tokopedia. Gilang Kusuma Jati mengungkapkan bahwa Mitra Tokopedia merupakan inovasi yang ditujukan untuk membantu para pemilik warung agar bisa mendapat keuntungan lebih lewat pemanfaatan teknologi.
“Dulu, para pemilik warung harus belanja ke agen dan menutup toko. Kini, para penjual hanya perlu membuka Mitra Tokopedia, memilih produk yang mereka inginkan, dan nantinya barang tersebut akan dikirimkan ke warung masing-masing," tutur Gilang.
"Selain itu, mereka juga dapat menjual aneka produk digital sehingga dapat menjangkau kebutuhan dari orang-orang di sekitar yang menjadi pelanggan mereka,” tambah Gilang.
Baca Juga: Erika Hutapea: Seorang Data Analyst Adalah Seorang Konsultan
Big Data dan Multi Cloud
Lebih lanjut, tidak hanya mengembangkan aneka lini bisnis, Tokopedia juga berupaya memperkuat teknologi di dalamnya, salah satunya adalah dengan mengembangkan big data dan adopsi multi cloud.
Seperti diketahui, di era transformasi digital seperti saat ini big data digadang-gadang mampu memudahkan perusahaan dalam mengambil keputusan.
“Tokopedia tidak hanya mengadopsi satu cloud, tetapi juga multi cloud. Kita berpegang teguh pada salah satu core value kita untuk terus berkolaborasi sehingga kita bekerjasama dengan berbagai penyedia layanan cloud tingkat dunia,” kata Leontinus.
Melalui big data dan sistem multi-cloud yang diterapkan, Tokopedia mampu memaksimalkan pengalaman pengguna lewat automasi dan kustomisasi.
Bagi penjual misalnya, Tokopedia menyediakan data dashboard yang dapat mereka akses sendiri untuk melihat tren yang sedang berlangsung, sebaran pembeli dan lain sebagainya.
Tujuannya adalah untuk membantu penjual tersebut mengambil keputusan bisnis, mulai dari yang simpel seperti penambahan stok, hingga memilih lokasi untuk ekspansi bisnis.
Selain data dashboard, Tokopedia juga memiliki aneka fitur lain yang ditujukan untuk membantu penjual, salah satunya adalah fitur TopAds.
TopAds sendiri merupakan fitur yang dapat digunakan untuk memaksimalkan penjualan dengan menampilkan produk yang dijual tampil pada peringkat teratas.
“Faktanya, 80% penjual di Tokopedia mendapatkan order pertama mereka lewat TopAds,” jelas Erika.
Untuk diketahui saja, Erika sendiri saat ini dipercaya Tokopedia untuk memimpin tim Data Analyst untuk TopAds.
Praktiknya, Erika bersama tim membantu mengoptimalkan penjualan para pegiat usaha di Indonesia yang bergabung bersama Tokopedia, terutama yang sudah menggunakan fitur TopAds, melalui pemanfaatan teknologi big data.
Ketika sampai di akhir acara, Leontinus kembali menjelaskan bahwa Tokopedia ke depannya akan terus berkomitmen untuk terus mengakselerasi pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia dan bertransformasi menjadi Super Ecosystem dengan mengedepankan lima pilar utama.
“Kelima pilar itu yakni memperkuat fondasi, fokus pada kebutuhan konsumen, memperluas pemanfaatan data, penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan menjalankan kerangka kerja yang optimal secara finansial," pungkas Leontinus.
Baca Juga: Engineer Manager Ini Beberkan Skill Utama untuk Jadi Engineer Andal