Find Us On Social Media :

Jelang Pilpres AS, Facebook Hapus Akun Palsu Buatan Intelijen Rusia

By Adam Rizal, Selasa, 29 September 2020 | 15:30 WIB

Kantor Facebook

Facebook mengidentifikasi dan menutup banyak akun palsu yang berpotensi mengganggu jalannya pemilih presiden Amerika Serikat pada November 2020. Facebook juga menutup akun provokatif dan fiktif yang terkait dengan intelijen militer Rusia.

Facebook menyampaikan seluruh akun palsu buatan militer Rusia itu belum terbukti mengganggu pilpres AS kali ini tetapi penutupan itu sebagai langkah antisipatif perusahaan.

Sebelumnya, intelijen militer Rusia diduga pernah menggunakan akun Facebook palsu dan membuat situs web untuk "DC Leaks", halaman yang mempublikasikan dan mendistribusikan email yang diretas terkait dengan kampanye Hillary Clinton.

Jaksa AS menyebut Rusia bertanggungjawab atas peretasan tersebut. Kepala kebijakan keamanan siber Facebook, Nathaniel Gleicher menuturkan ada kekhawatiran bahwa akun seperti itu dapat digunakan dalam pilpre AS.

"Secara realistis ini adalah salah satu ancaman yang harus kami antisipasi," ujar Gleicher seperti dikutip CNN.

Facebook menyampaikan akun palsu yang ditutup beroperasi di sekitar Rusia dan Suriah. Dalam penyelidikan, Facebook menyebut akun palsu itu sering memposting berita dan peristiwa terkini, termasuk perang saudara Suriah, politik dalam negeri Turki, masalah geopolitik di kawasan Asia-Pasifik, NATO, perang di Ukraina, serta politik di Baltik, Georgia, Armenia, Ukraina, Rusia, Belarusia, dan AS.

Tak hanya Facebook, Twitter juga melakukan tindakan serupa menutup akun fiktif yang berpotensi menggangu pemiliu di AS.

Facebook mengaku memiliki bukti bahwa kelompok tersebut telah menyamar sebagai jurnalis. Hal itu membuat wartawan di AS mendapat pengawasan khusus jelang kampanye pemilihan.

Facebook juga mengatakan akan menutup akun yang terkait dengan orang-orang yang telah dikaitkan dengan Badan Riset Internet (IRA), kelompok yang terkenal menggunakan media sosial untuk mencoba ikut campur dalam pilpres AS tahun 2016.

Baca Juga: Dilarang Transfer Data ke AS, Facebook Ancam Hengkang dari Eropa

Pada awal bulan ini, Facebook juga telah menutup akun ke situs web yang menyamar sebagai outlet berita sayap kiri independen.

Facebook mengatakan situs itu juga terkait dengan IRA. Situs web tersebut merekrut penulis AS tanpa disadari untuk berkontribusi.

Melansir Silicon, ada tiga jaringan yang diduga terhubung dengan militer Rusia, termasuk IRA.

Ketiga jaringan itu berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu sebagai bagian utama dari operasi untuk menyesatkan orang tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan.

"Selama tiga tahun terakhir, kami telah membagikan temuan kami tentang lebih dari 100 jaringan perilaku tidak autentik terkoordinasi yang kami deteksi dan hapus dari platform kami," kata Gleicher.

Penghapusan jaringan akun palsu Rusia terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan kesepakatan antara Rusia dan Amerika Serikat untuk menjamin tidak terlibat dalam campur tangan dunia maya dalam pemilihan satu sama lain.

Baca Juga: Tekanan AS Tidak Pengaruhi Pertumbuhan Bisnis Huawei di Asia Pasifik