“Melalui AI, kami membuat sebuah fitur yang bisa menjawab pertanyaan berulang dari para konsumen,” lanjut Felix.
Memiliki tingkat interaksi dan keberhasilan diatas 80 persen, Felix menyebut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan perusahaan, jika ingin mencoba mengimplementasi ChatBot berbasis AI hingga sukses.
Baca Juga: Riot Games Umumkan Kompetisi Esports Valorant untuk Perguruan Tinggi
“Untuk membuat ChatBot yang sukses dan bagus, ada empat hal yang perlu diperhatikan. User interface, AI, system integration, dan intuitive conversation,” kata Felix.
Lewat integrasi keempatnya, Felix mengingatkan bahwa jangan sampai layanan AI memiliki tampilan yang membingungkan dan tidak up to date terhadap fitur maupun kendala yang mungkin terjadi. Tak lupa, ia mengingatkan untuk terus mengukur hasil implementasi, agar perbaikan dapat terus berjalan.
“Jangan sampai buat sesuatu yang justru malah menimbulkan pertanyaan baru. Jangan lupa ukur terus hasil yang didapat, ini penting sekali,” ujar Felix.
Senada dengan Felix, Head of IT Big Data and Analytic Group LinkAja Rifan Kurnia, mengungkap cara LinkAja berhasil mengimplementasi AI kurang dari enam bulan.
Baca Juga: Empat Fitur Samsung Galaxy Watch 3 yang Makin Bikin Kesengsem
Menurutnya, tahun lalu LinkAja mengalami kendala berupa isu skalabilitas, penerimaan informasi, hingga kendala integrasi yang disebabkan oleh banyaknya vendor yang digunakan.
“Pada saat itu, semua datanya ter-scatter, terutama dalam hal banyaknya vendor. Akhirnya kami mengawali langkah dari data engineering sebelum masuk ke AI,” kata Rifan.
Melalui data engineering, LinkAja mulai memindahkan data infrastruktur TI on-premises menuju cloud, dan memperbaiki struktur komputansinya, agar isu skalabilitas dapat teratasi terlebih dahulu.
“Kuncinya yaitu ada pada manajemen struktur workflow, menggunakan managed services juga bisa jadi solusi. Namun, jangan melupakan in-house sendiri,” lanjut Rifan.