Penulis: Budi Janto (General Manager, Lenovo Indonesia)
Seiring dunia berubah karena pandemi COVID-19, tren teknologi yang sebelumnya diprediksi pada awal tahun, telah dibayangi oleh tren lain. Sebagai gantinya, serangkaian tren baru muncul, dengan titik fokus yang jelas: meningkatnya permintaan layanan Teknologi Informasi (TI). Di Lenovo, misalnya, bisnis layanan Asia Pasifik tumbuh 1,2 kali lebih cepat dari bisnis perangkat keras PC tradisional yang sudah berkembang pesat pada kuartal lalu. Di Hong Kong, tidak hanya sektor teknologi melainkan juga sektor konservatif seperti pendidikan dan keuangan, mencari cara baru untuk menggunakan layanan TI.
Faktanya, berbagai layanan TI telah digunakan oleh perusahaan yang memang memiliki visi jauh ke depan dan siap memanfaatkannya — jadi apa yang berubah? Perbedaannya adalah konvergensi unik dari kekuatan eksternal, tahap tertentu dari evolusi teknologi terkait layanan, dan pengembangan model bisnis layanan TI modern.
Layanan Menghidupkan Teknologi yang Lebih Cerdas
Pertama: apa yang saat ini termasuk dalam layanan TI? Dalam hal ini dapat berupa portofolio solusi yang luas, didasari dari pengalaman mendalam dan luas dari pelanggan di Hong Kong dan global, dan fleksibilitas untuk menyatukan tim hibrida dari seluruh perusahaan untuk bersama – sama menciptakan solusi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Umumnya, kami mendefinisikan layanan TI sebagai layanan yang terintegrasi dengan perangkat, dikelola secara terpisah, atau layanan untuk kebutuhan yang lebih kompleks. Attached Services and Software dijual bersama perangkat, dan mencakup semua yang diperlukan untuk menjaga produk tetap berjalan sepanjang siklus hidupnya. Dengan solusi Managed Services dan Device as a Service (DaaS), pelanggan mengalihkan manajemen infrastruktur TI mereka ke penyedia layanan seperti Lenovo, dan menyewa perangkat keras mereka daripada membelinya. Complex Solutions mengintegrasikan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan.
Satu hal yang sama dari semua jenis layanan ini adalah kemampuannya untuk melebihi performa perangkat keras yang dirancang untuk mereka serta memberikan hasil yang nyata dan tahan lama, terlepas dari kapabilitas teknologinya. Tidak hanya itu, dampak terhadap kehidupan dan bisnis penggunanya, membuat mereka lebih produktif, gesit, dan efisien.
Inilah tiga tren yang mendorong peningkatan penggunaan layanan TI di dunia, termasuk kebutuhan, baik internal maupun eksternal perusahaan.
Tren 1: TI Internal Berfokus pada Bisnis Inti Perusahaan
Saat bisnis mempercepat proses transformasi digital mereka untuk memenuhi tantangan tahun 2020, departemen TI berada di bawah tekanan yang lebih besar untuk memenuhi ekspektasi kinerja dan operasional serta kebutuhan keamanan, dengan mandat untuk tetap menekan biaya perusahaan.
Hal ini mendorong departemen TI untuk menemukan mitra yang memiliki spesialisasi dalam layanan dan untuk mengelola layanan tersebut atas nama perusahaan sehingga mereka dapat mengarahkan perhatian mereka ke masalah teknologi yang lebih transformatif. Daripada melihat ini hanya sebagai fungsi rutin alih daya TI, organisasi mencari nilai yang dapat mereka peroleh dari bekerja sama dengan mitra ahli untuk menciptakan solusi yang sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Selain itu, investasi modal yang diperlukan untuk menjaga infrastruktur TI berjalan tanpa hambatan setiap hari dapat menjadi signifikan. Belum lagi persyaratan personel dan keterampilan. Untuk memastikan biaya TI yang lebih besar dapat diprediksi di tengah perubahan yang begitu cepat dan tidak pasti, bisnis memanfaatkan layanan TI untuk mengalihkan fokus sumber daya TI internal ke bisnis inti dan aplikasi penting perusahaan.