ASUS menghadirkan banyak varian laptop untuk bermain gim atau gaming demi memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam, mulai dari kelas paling terjangkau sampai paling mahal. Nah kali ini kami akan menguji salah satu varian dari lini ROG Strix G15 di kelas menengah yang dipersembahkan ASUS untuk mereka yang ingin memainkan gim-gim Esport dengan frame rate tinggi.
Untuk pasar Indonesia, ROG Strix G15 hadir dalam lima varian. Laptop yang kami uji ini merupakan varian tertinggi yang memiliki penamaan lengkap G512LV-I7R686T. Seri ini menggunakan prosesor Intel Core Generasi ke-10 dengan codename Intel Comet Lake, tepatnya i7-10750H, yang ditandem dengan kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2060 bermemori lokal 6 GB GDDR6. Untuk memori utamanya, laptop ini memiliki kapasitas 16 GB DDR4 kanal tunggal yang bisa ditingkatkan sampai 32 GB. Sementara, untuk media simpannya, menggunakan SSD PCI Express 512 GB. Menariknya, Anda masih menjumpai dua slot M.2 kosong untuk SSD PCI Express untuk penambahan media simpan.
Area belakang yang menonjol tidak hanya sebagai tempat dari sistem pendingin, tetapi juga beberapa porta yang terdiri dari daya, USB Type-C, HDMI, dan LAN.
Secara spesifikasi, ROG Strix G15 jelas sudah mumpuni untuk menjalankan gim-gim Esport yang kompetitif. Namun, seri ROG Strix G15 ini juga menawarkan sesuatu yang berbeda sebagai daya tarik tambahan. Paling terlihat adalah tampilannya yang dipenuhi dengan lampu RGB warna-warni, yang tidak hanya memenuhi seluruh area kibor, tetapi juga terdapat di sekeliling sisi bawah laptop. Warna-warna itu pun bisa diatur melalui aplikasi ARMOURY CRATE yang menyediakan berbagai pilihan profil. ROG Strix G15 yang kami uji memiliki tema warna yang disebut dengan Elektro Punk yang sesuai dengan warna-warna RGB yang ditampilkannya.
Hal unggulan lain yang coba dikedepankan adalah sistem pendinginnya. ASUS menggunakan liquid metal sebagai perkakas pendingin yang sangat efektif dalam mentransfer panas antara permukaan prosesor dan heatsink. Ditambah lagi dengan bagian dalam yang juga menyediakan banyak solusi pendingin, di antaranya sisi belakang bodi laptop yang menonjol karena merupakan area untuk membuang panas ke sekitar.
Backlight kibor dengan nuasa RGB yang bisa berubah sesuai profil. Backlight ini bisa diatur melalui ARMOURY CRATE dan bisa diaktifkan melalui tombol shortcut khusus.
Desain ini pula yang membuatnya terlihat beda, unik, dan lebih tangguh. Hal ini memang berimbas pada dimensinya yang lebih lebar dan bobotnya yang lebih berat. Namun, dapat dimaklumi mengingat laptop untuk bermain gim memang memiliki desain yang berbeda dengan laptop mainstream dan tidak mengedepankan portabilitas. Bodi besarnya sendiri didominasi dengan material dari polikarbonat dan beberapa bagian rangka menggunakan metal.
Layarnya menggunakan panel IPS berukuran 15,6 inci dengan resolusi Full HD. Untuk mendapatkan kenyamanan lebih, refresh rate layarnya lumayan tinggi, 144 Hz, dengan response time 3 ms. Layar tersebut diklaim punya color gamut 100% sRGB untuk warna yang lebih sesuai aslinya. Desain layarnya memiliki bezel yang cukup tipis untuk sekelas laptop untuk bermain gim. Uniknya, pada bezel atas, tidak terdapat webcam.
Kovernya menggunakan bahan polikarbonat berbahan kesat. Logo ROG di kover ini tampil polos tanpa lampu RGB.
Seperti disebut sebelumnya, kibornya memiliki backlight RGB yang meriah. Tersedia pula lima tombol pintasan khusus untuk fungsi multimedia dan akses langsung ke ARMOURY CRATE. Sementara, tombol power-nya terpisah dan ditempatkan di sisi kanan atas sehingga tidak beresiko salah tertekan dengan tombol kibor.
ROG Strix G15 secara khusus hadir untuk penggunaan Esport. Namun, dengan spesifikasi paling tinggi dari lininya, kami coba menjalankan gim yang lebih berat seperti Shadow of The Tomb Raider dan Assassin’s Creed Odyssey dengan pilihan detail grafisnya diatur rata kanan. Hasilnya, laptop ini masih cukup tangguh dengan skor yang mencapai 84 fps untuk Tomb Raider dengan pilihan detail Highest, serta skor 41 fps pada Assassin’s Creed dengan pilihan detail Ultra High.
Fitur paling menarik pada ARMOURY CRATE adalah pilihan untuk mengoptimalkan antara performa dan sistem pendingin serta mengaktifkan profil lampu RGB.
Performa tinggi tentu menghasilkan panas yang tinggi pula. Demi melihat sebaik apa performa pendinginnya, kami juga menjalankan stress test pada prosesor menggunakan AIDA64 selama 20 menit lebih dengan skenario Turbo mode. Pada menit-menit akhir pengujian, suhu stabil prosesor berada pada kisaran 77° C sampai 80° C dan frekuensi kerja atau clock-nya juga stabil pada 4,2 GHz. Hasil itu menandakan performa prosesor yang tetap tinggi, diimbangi dengan suhu yang masih aman.
Perlu diketahui bahwa metode stress test ini menggenjot performa prosesor ke batas tertingginya secara kontinu, dan itu jarang sekali terjadi pada penggunaan sehari-hari. Jadi stress test ini lebih untuk mengetahui seberapa baik sistem pendingin bekerja saat prosesor dalam kondisi berbeban penuh.
ROG Strix G15 dipersenjatai dengan baterai berkapasitas 48 Wh yang sebenarnya tidak terlalu besar bagi laptop untuk bermain gim. Seperti diketahui, bermain gim menguras performa komponen, terutama CPU dan GPU, sehingga membutuhkan daya yang cukup besar. Tidak heran jika daya tahan baterainya lebih singkat dibanding laptop mainstream.
Stress test menunjukkan frekuensi kerja yang tinggi yaitu 4,1 GHz serta suhu rata-rata pada kisaran 77° C.
Kami coba melakukan pengujian daya tahan baterai dengan dua skenario. Skenario pertama dengan menjalankan video Full HD secara looping dengan pilihan baterai di Performance mode dan layar dengan tingkat kecerahan 100%. Hasilnya baterai mampu bertahan lebih dari 5 jam. Sementara, skenario kedua dengan menjalankan PCMark 10 Battery – Modern Office dan pengaturan Windows pada Balance. Pada skenario ini laptop bisa bertahan hampir 3 jam.
Hasil tersebut terbilang cukup baik bagi laptop untuk bermain gim yang biasanya memiliki daya tahan lebih singkat. Jadi, jika digunakan untuk aktivitas selain bermain gim, baterai ROG Strix G15 masih bertahan cukup lama tanpa harus buru-buru mencari stopkontak. Sementara, jika digunakan untuk bermain gim, tentu saja daya tahan baterainya tidak selama itu. Lagipula, performa ROG Strix G15 akan maksimal secara terus-menerus bila terkoneksi ke jala-jala.
Kesimpulan
Seri tertinggi dari ASUS ROG Strix G15 yang kami uji ini dibanderol Rp26.999.000. Sebagai laptop ROG plus spesifikasi yang dimiliki, termasuk lampu RGB, harga tersebut masih pantas. Dengan performa tinggi serta sistem pendingin yang baik, laptop ini bisa jadi alternatif bagi yang ingin mendapatkan laptop bertenaga untuk bermain gim dengan harga lebih terjangkau.
Plus: Performa bagus pada kelasnya, desain menarik dengan lampu RGB, tersedia tiga slot M.2 untuk SSD PCI Express, suhu relatif adem, layar dengan refresh rate 144 Hz dan color gamut 100% sRGB..
Minus: Bodi polikarbonat terlihat kurang premium, tanpa webcam, USB Type-C tidak dukung Thunderbolt 3.
Hasil Uji
Pengujian | ASUS ROG Strix G15 (Intel Core i7-10750H, RAM 16 GB DDR4, Intel UHD Graphics + NVIDIA GeForce RTX 2060 6 GB GDDR6) |
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Time Spy | 6226 |
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Night Raid | N/A |
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Fire Strike | 12647 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 | 5010 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Essentials | 8957 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Productivity | 7941 |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Digital Content Creation | 4798 |
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Arithmetic | 212,34 GOPS |
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Multimedia | 592,73 Mpix/s |
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Memory | 16,8 GB/s |
Cinebench R20 – CPU | 3291 pts |
Aliens vs Predator Benchmark 1.03 (1.366 x 768 piksel) | 407,6 fps |
Aliens vs Predator Benchmark 1.03 (1.920 x 1.080 piksel) | 247,4 fps |
Transcoding video (HandBrake 1.3.0 – 64 bit)* | 2 menit 10 detik |
Transcoding audio (Lame Front-End 1.8)* | 52 detik |
Memutar video Full HD (Battery Meter)** | 5 jam 48 menit |
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 Battery – Modern Office** | 2 jam 54 menit |
*lebih cepat lebih baik, **lebih lama lebih baik
Spesifikasi
Prosesor | Intel Core i7-10750H (hexa core HT 2,6 GHz, turbo 5 GHz) |
RAM | 16 GB DDR4-3200 |
Chipset | Intel Comet Point HM470 |
Kartu Grafis | Intel UHD Graphics + NVIDIA GeForce RTX 2060 6 GB GDDR6 |
Media simpan | SSD PCI Express 3.0 x4 512 GB |
Fasilitas | Wi-Fi 802.11ax (2x2), Bluetooth 5.0, LAN, HDMI, USB Type-C, 3 x USB 3.2 Gen 1 Standard-A, audio |
Layar | 15,6″ IPS 1.920 x 1.080 piksel, refresh rate 144 Hz |
Kartu suara | Realtek |
Sistem operasi | Windows 10 Home 64 bit |
Baterai | 48 Wh |
Dimensi/bobot | 36,0 x 27,5 x 2,1-2,58 cm/2,3 kg |
Garansi | 2 tahun |
Situs | www.asus.com/id |
Harga (kisaran) | Rp26.999.000 |