Find Us On Social Media :

Drone Mampu Bantu Industri Minyak Awasi Praktik Penambangan Ilegal

By Rafki Fachrizal, Rabu, 27 Januari 2021 | 18:15 WIB

Ilustrasi Teknologi Drone

Minyak mentah adalah salah satu SDA (Sumber Daya Alam) yang diandalkan oleh banyak negara di dunia dan dipergunakan untuk memakmurkan masyarakatnya.

Sayangnya, di Indonesia sendiri produksi dan transportasi minyak mentah telah lama mengalami beberapa permasalahan keamanan, seperti contohnya pencurian.

Pencurian minyak mentah ini biasanya dilakukan dengan modus illegal tapping dan pengeboran sumur ilegal.

Untuk diketahui, Illegal tapping yaitu pencurian minyak dengan modus membocorkan pipa yang aktif mengalirkan minyak hasil produksi dan menyambungkan ke pipa/selang ke tempat penampungan yang telah disiapkan oleh pelaku pencurian.

Setelah menampung minyak dalam jumlah tertentu, tentunya akan membiarkan pipa penyalur minyak tersebut tanpa menambal lubang yang dibuat.

Lubang di pipa yang tidak ditambal tersebut menyebabkan minyak mentah tumpah dan mencemari lingkungan di sekitar area pipa tersebut.

Apabila tidak ditangani dalam waktu cepat, tentunya akan terjadi pencemaran lingkungan yang masif hingga kebakaran.

Sedangkan pengeboran sumur minyak ilegal, merupakan kegiatan pengeboran minyak tanpa perizinan yang biasanya dilakukan oleh kelompok tertentu di wilayah yang memiliki banyak kandungan minyak.

Teknologi pengeboran yang digunakan para pelaku pun bisa dikatakan sederhana. Namun seperti dilansir detik.com, kepala SKK Migas memperkirakan total produksi minyak dari sumur ilegal ini  mencapai 10 ribu barel per hari.

Di sisi lain, pengeboran ilegal ini menyebabkan pencemaran berat ke lingkungan sekitarnya.

Tentunya negara mengalami kerugian yang sangat besar bukan hanya aksi pengeboran minyak ini, tapi juga penanggulangan pencemaran lingkungan karena tumpahan minyak yang memakan biaya yang besar.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menyusun Program Drone di Perusahaan dengan Tepat?

Saat ini, usaha yang dilakukan oleh industri minyak dalam mencegah pencurian minyak yaitu menggunakan tenaga pengamanan yang melakukan patroli 24 jam. Selain itu, perusahaan minyak juga bekerja sama dengan aparat keamanan.

Tetapi, jaringan pipa yang sangat panjang dan hanya bisa diakses di beberapa bagian saja, membuat pelaku pencurian memanfaatkan area-area yang sulit dijangkau tersebut untuk melakukan aksinya.

Tidak hanya kendala akses, potensi-potensi bahaya juga dapat timbul dari pelaku pencurian minyak itu sendiri.

Teknologi Drone Bisa Jadi Solusi

Melihat tantangan tersebut, solusi yang kini bisa membantu industri minyak dalam kegiatan pengawasan jaringan pipa dan tambang minyak ilegal adalah dengan memanfaatkan teknologi drone.

Drone sendiri memiliki kemampuan menjangkau area yang sebelumnya sulit atau bahkan tidak mungkin diakses dengan metode konvensional.

“Tentunya hal ini sangat membantu industri minyak untuk mengumpulkan informasi yang lebih akurat mengenai lokasi di mana terjadinya illegal tapping dan pengeboran ilegal,” ujar Michael Wishnu Wardana, CEO Terra Drone Indonesia.

Dengan begitu, nantinya industri migas dapat mengalokasikan personel hingga kebutuhan lain untuk melakukan penindakan.

“Salah satu teknologi dari Terra Drone Indonesia juga sudah beberapa kali melakukan pengawasan dan patroli untuk pipa minyak,” cetus Michael.

Salah satunya drone yang memiliki kemampuan jelajah tinggi, yakni berkisar 30 km - 40 km. Selain itu, durasi terbang drone ada di sekitar 2 - 3 jam dengan tinggi terbang di atas 200 meter.

Drone berjenis fixed wing yang biasa digunakan untuk pengawasan juga dilengkapi dengan kamera yang dapat mentransmisikan video secara jarak jauh.

“Dengan pemanfaatan drone yang rutin digunakan, industri minyak dapat melakukan pengawasan dan penindakan yang lebih baik dan menekan aktivitas pencurian minyak, baik illegal tapping maupun tambang minyak ilegal,” pungkas Michael.

Baca Juga: Bakal Jadi Tren, RI Bakal Kuasai Teknologi Drone Sipil dan Militer