Find Us On Social Media :

Intelligent Edge Temukan Momentum di 2021, Empat Hal Ini Penyebabnya

By Liana Threestayanti, Senin, 8 Februari 2021 | 21:30 WIB

Ilustrasi edge network, Aruba ESP

Apa yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu cara mencegah penularan COVID-19, kini justru telah berubah menjadi sebuah sistem kerja hybrid. Sistem kerja ini memungkinkan para pekerja bekerja di rumah, kantor, atau di mana saja selama ada koneksi yang aman dan dapat diandalkan. Sistem kerja baru ini mengakibatkan perubahan besar terhadap ruang kerja di kantor, budaya perusahaan, konektivitas, dan jaringan.  

Dengan cara ini bahkan TI dapat mengakselerasi transisi yang juga diperkuat oleh kemampuan adaptasi tenaga dengan ‘kenormalan baru’ (new normal).

Tren #2: Memandang Keamanan Secara Dinamis (mulai dari Endpoint, Edge, hingga Cloud)

Dengan tingkat kematangan cloud saat ini, pertumbuhan jaringan edge dengan berbagai jenis endpoint, dipercepat pula oleh ledakan IoT, cara pandang mengenai keamanan dan implementasinya menjadi bagian penting dalam arsitektur jaringan. Keamanan bukan lagi sekadar komponen yang terpasang dalam lingkungan IT enterprise.

Dengan meluasnya aktivitas bekerja dari rumah dan terciptanya lingkungan kerja hybrid, para pemimpin IT makin serius dengan connected security.  Perubahan drastis juga terjadi pada prinsip-prinsip mendesain jaringan. Dengan dinamika saat ini, solusi jaringan telah berevolusi dan menawarkan pemisahan yang signifikan, policy atau kebijakan terkait keamanan jaringan dibuat kapan dan di mana saja saat dibutuhkan.

Solusi arsitektur jaringan dengan prinsip Zero Trust akan selalu menjadi bagian inti dalam keamanan yang efektif, di mana workload IT tradisional keluar dari edge dan dipindahkan ke lingkungan cloud atau SaaS. Kekosongan yang ditinggalkan kemudian akan digantikan oleh workload yang spesifik untuk OT/IoT. 

Dan dengan implementasi 5G, arsitektur jaringan mau tak mau harus berurusan dengan workload multi-access edge compute (MEC), baik private maupun publik, yang membutuhkan pendekatan lebih dinamis terhadap security policy. Kebijakan keamanan sendiri harus berevolusi dari workflow yang berpusat pada user yang menjadi alasan optimalisasi Zero Trust saat ini.  

Tren #3: Pengguna adalah ‘Raja’

Bagi TI, menjaga jaringan tetap hidup dan bekerja dengan baik tak lagi cukup. Tolok ukur TI saat ini adalah kepuasan pelanggan, yang dalam kaca mata CIO, terkait erat dengan produktivitas karyawan.

Tim jaringan dan keamanan kini fokus pada  pengalaman dinamis user dan layanan serta aplikasi yang dipilih user untuk produktivitas yang lebih baik. Mereka tak hanya mengurusi perangkat yang terkoneksi ke jaringan. Mereka juga harus fokus menjaga fleksibilitas dan agility dengan tettap meminimalkan risiko. 

Tujuan dari kontrol terhadap jaringan harus selaras dengan business agility. Dengan security measures yang tepat, para CIO dapat dengan lebih baik memfasilitasi lingkungan TI yang semakin dinamis. 

Pada akhirnya, yang diinginkan CIO adalah insight yang tidak hanya tentang jaringan tetapi juga ketersediaan dan kinerja aplikasi yang penting bagi user dan pemimpin bisnis. Para CIO akan lebih memerhatikan pengalaman user saat menggunakan Zoom.