Find Us On Social Media :

Oracle: Pasca Pandemi, Robot dan AI Lebih Dipercaya Kelola Keuangan

By Liana Threestayanti, Selasa, 16 Februari 2021 | 21:05 WIB

Ilustrasi robot/AI lebih dipercaya untuk urus keuangan

Sebanyak 89% pemimpin bisnis yakin robot dapat membuat pekerjaan mereka lebih baik, terutama dalam mendeteksi fraud (34%); membuat invoice (25%); dan melakukan cost/benefit analysis (23%).

Sedangkan 53% konsumen lebih memercayai robot ketimbang dirinya sendiri untuk mengelola keuangan; dan 63% lebih percaya pada robot daripada penasehat keuangan pribadi.  

Sebanyak 66% konsumen percaya bahwa robot dapat membantu mereka mendeteksi fraud (33%); mengurangi pengeluaran (22%); dan melakukan aktivitas investasi di bursa saham (15%).

Perubahan Peran Profesional Finansial

Peran tim atau divisi keuangan dan financial advisor pun diprediksi akan mengalami perubahan akibat pandemi global ini. Para profesional keuangan korporat dan penasihat keuangan pribadi harus beradaptasi dengan perubahan dan mengembangkan keahlian baru.

Sebanyak 56% pemimpin bisnis percaya jika robot akan menggantikan para profesional keuangan korporat dalam lima tahun ke depan. Dan 85% pemimpin bisnis ingin bantuan robot untuk mengerjakan tugas-tugas, sepeti financial approval (43%); budgeting dan forecasting (39%); reporting (38%); dan compliance & risk management (38%).

Sebagai gantinya, para profesional keuangan di korporasi akan diminta fokus pada komunikasi dengan pelanggan (40%); negosiasi diskon (37%); persetujuan transaksi (31%).

Di sisi konsumen, sebanyak 42% percaya robot akan menggantikan peran penasihat keuangan pribadi dalam lima tahun ke depan. 

Dan 76% konsumen menginginkan robot untuk membantu pengelolaan keuangan dengan memberikan waktu luang (33%); menekan pengeluaran yang tidak perlu (31%); dan meningkatkan on-time payment (25%).

Sementara konsumen menginginkan penasihat finansial personal untuk memberikan arahan saat konsumen akan melakukan transaksi dalam jumlah besar, misalnya pembelian rumah (45%); pembelian mobil (41%); dan rencana pensiun (38%).

Berbagai peristiwa di 2020 telah mengubah cara berpikir konsumen tentang uang, dan juga meningkatkan kebutuhan organisasi untuk mulai menggunakan Artificial Intelligence (AI) serta teknologi baru lainnya untuk mengelola proses finansial.