Find Us On Social Media :

Oracle: Pasca Pandemi, Robot dan AI Lebih Dipercaya Kelola Keuangan

By Liana Threestayanti, Selasa, 16 Februari 2021 | 21:05 WIB

Ilustrasi robot/AI lebih dipercaya untuk urus keuangan

Pandemi dan berbagai dampaknya telah menambah kepercayaan terhadap robot untuk mengelola keuangan. 

Fakta ini diungkap oleh Oracle melalui studi terbarunya bersama pakar keuangan personal Farnoosh Torabi.

Tak pelak, pandemi global saat ini telah menambah kegelisahan, kesedihan, dan ketakutan, termasuk yang berkaitan dengan finansial, dalam diri berbagai elemen di masyarakat,. 

Studi Oracle yang melibatkan 9.000 konsumen dan pemimpin bisnis di 14 negara ini menemukan adanya perubahan pada siapa dan apa yang kita percayai dalam pengelolaan keuangan akibat COVID-19. Selain itu, studi ini juga menemukan fakta bahwa peran dan fokus tim keuangan korporat dan penasehat keuangan pribadi akan berubah.  

COVID-19 Ciptakan Kegelisahan Finansial 

Studi Oracle memaparkan adanya peningkatan kegelisahan dan stres finansial sebesar 186% di kalangan, bahkan angkanya menjadi dua kali lipat di sisi konsumen. 

Sebanyak 90% pemimpin bisnis cemas terhadap dampak COVID-19 pada organisasinya, dengan keprihatinan utama mereka pada perbaikan ekonomi yang lambat (51%); pengurangan anggaran (38%); dan kebangkrutan (27%).

Sementara  87% konsumen mengalami ketakutan finansial yang berupa kehilangan pekerjaan (39%); kehilangan simpanan (38%); dan terjerat hutang (26%). Akibatnya, 41% responden konsumen mengaku kurang tidur karena persoalan keuangan pribadi.

Robot Kian Dipercaya

Ketidakpastian keuangan akibat COVID-19 telah mengubah siapa dan apa yang kita percayai untuk mengelola keuangan. Untuk membantu melewati kompleksitas finansial saat ini, kepercayaan konsumen dan pemimpin bisnis terhadap bantuan teknologi semakin bertambah.

Sebanyak 67% konsumen dan pemimpin bisnis lebih percaya pada robot daripada manusia untuk mengelola keuangan.  

Sementara 73% pemimpin bisnis lebih percaya pada robot daripada dirinya sendiri untuk mengelola keuangan; dan 77% lebih percaya pada robot daripada tim keuangannya.  

Sebanyak 89% pemimpin bisnis yakin robot dapat membuat pekerjaan mereka lebih baik, terutama dalam mendeteksi fraud (34%); membuat invoice (25%); dan melakukan cost/benefit analysis (23%).

Sedangkan 53% konsumen lebih memercayai robot ketimbang dirinya sendiri untuk mengelola keuangan; dan 63% lebih percaya pada robot daripada penasehat keuangan pribadi.  

Sebanyak 66% konsumen percaya bahwa robot dapat membantu mereka mendeteksi fraud (33%); mengurangi pengeluaran (22%); dan melakukan aktivitas investasi di bursa saham (15%).

Perubahan Peran Profesional Finansial

Peran tim atau divisi keuangan dan financial advisor pun diprediksi akan mengalami perubahan akibat pandemi global ini. Para profesional keuangan korporat dan penasihat keuangan pribadi harus beradaptasi dengan perubahan dan mengembangkan keahlian baru.

Sebanyak 56% pemimpin bisnis percaya jika robot akan menggantikan para profesional keuangan korporat dalam lima tahun ke depan. Dan 85% pemimpin bisnis ingin bantuan robot untuk mengerjakan tugas-tugas, sepeti financial approval (43%); budgeting dan forecasting (39%); reporting (38%); dan compliance & risk management (38%).

Sebagai gantinya, para profesional keuangan di korporasi akan diminta fokus pada komunikasi dengan pelanggan (40%); negosiasi diskon (37%); persetujuan transaksi (31%).

Di sisi konsumen, sebanyak 42% percaya robot akan menggantikan peran penasihat keuangan pribadi dalam lima tahun ke depan. 

Dan 76% konsumen menginginkan robot untuk membantu pengelolaan keuangan dengan memberikan waktu luang (33%); menekan pengeluaran yang tidak perlu (31%); dan meningkatkan on-time payment (25%).

Sementara konsumen menginginkan penasihat finansial personal untuk memberikan arahan saat konsumen akan melakukan transaksi dalam jumlah besar, misalnya pembelian rumah (45%); pembelian mobil (41%); dan rencana pensiun (38%).

Berbagai peristiwa di 2020 telah mengubah cara berpikir konsumen tentang uang, dan juga meningkatkan kebutuhan organisasi untuk mulai menggunakan Artificial Intelligence (AI) serta teknologi baru lainnya untuk mengelola proses finansial.