Find Us On Social Media :

Pelaku Bisnis di APAC Memandang Pentingnya Adopsi Hybrid Cloud di Tengah Pandemi

By Rafki Fachrizal, Rabu, 17 Februari 2021 | 18:15 WIB

Ilustrasi Teknologi Cloud

NTT Ltd. baru saja merilis laporan terbarunya bertajuk “2021 Hybrid Cloud Report” yang memperlihatkan kebutuhan utama yang diperlukan untuk ketangkasan sebuah bisnis, dan peran yang diberikan hybrid cloud dalam membantu bisnis mencapai ketangkasan tersebut.

Sebelum COVID-19, banyak perusahaan telah memulai perjalanan transformasi digital, tetapi pandemi ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan tidak segesit yang mereka pikir sebelumnya.

Pandemi ini menunjukkan adanya kekurangan dalam infrastruktur cloud bisnis, sisi keamanan, dan kemampuan arsitektur jaringan yang telah menghambat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dan tetap gesit.

Pandemi telah memaksa adanya perubahan pada pola pikir budaya di mana organisasi-organisasi global mengadaptasikan rencana ketangkasan mereka dari memulihkan infrastruktur dan aplikasi hingga mengatur karyawan yang bekerja dari kantor dan bekerja dari rumah.

Terlepas dari ketidakpastian ini, pandemi telah memberikan peluang yang signifikan untuk mempercepat inisiatif-inisiatif transformasi digital.

Dalam laporan riset yang dilakukan pada 950 pembuat keputusan di 13 negara dengan wilayah terpilih di Asia Pasifik (APAC), menggambarkan adanya peningkatan ketergantungan pada teknologi, juga ditemukan bahwa:

Sangat jelas bahwa sekarang ini hybrid cloud dipandang penting untuk pemrosesan berbasis data dan pengambilan keputusan secara real time baik sekarang maupun di masa depan.

Baca Juga: Keamanan Jadi Pertimbangan Utama Sebelum Pilih Mitra Vendor Cloud

Hybrid Cloud, Jika Diterapkan dengan Benar Akan Menciptakan Efisiensi

Selama kurun waktu yang tidak pasti, perusahaan – perusahaan terus memperketat keuangan mereka dan menggunakan hybrid cloud untuk meningkatkan efisiensi biaya serta mendorong kinerja organisasi secara keseluruhan.

Laporan tersebut menemukan bahwa peningkatan kecepatan dalam penerapan aplikasi dan layanan merupakan pendorong terbesar adopsi hybrid cloud (38,8%) di APAC, terutama dengan adanya pergeseran ke model kerja terdistribusi yang memungkinkan karyawan dapat bekerja di di manapun dan perusahaan perlu mengakses data dan aplikasi dengan cara yang baru, berbeda dan seringkali rumit.

Menurut responden di APAC, motivasi terbesar kedua untuk mengadopsi hybrid cloud adalah peningkatan pada kelincahan bisnis secara keseluruhan (38,3%), diikuti oleh total biaya operasional TI yang lebih efisien (34,0%).

Setelah bekerja dengan NTT untuk mengimplementasi infrastruktur TI hybrid, Christophe Le Caignec, Kepala Operasi TI, di Lefebvre Sarrut Services, mengatakan “’Infrastruktur kami sekarang memberikan kami untuk fokus pada waktu, sumber daya untuk pengembangan aplikasi dan siklus pengaturan waktu sehingga membantu kami untuk mewujudkan layanan baru untuk dipasarkan lebih cepat.”

Saat ini perusahaan, bagaimanapun, perlu mengimplementasikan hybrid cloud dengan cara yang akan mengoptimalkan lingkungan TI untuk memaksimalkan efisiensi.

Inilah sebabnya mengapa lebih dari setengah organisasi (53,6%) sangat setuju tentang kebutuhan untuk terlibat dengan para ahli, seperti penyedia cloud terkelola.

Mengatasi Berbagai Rintangan

Selain memaksimalkan efisiensi biaya, bisnis juga dituntut untuk melakukan perubahan sikap terhadap keamanan dan kepatuhan serta kompleksitas penerapan hybrid cloud.

Laporan tersebut menemukan bahwa lebih dari separuh responden di APAC (51,2%) menyatakan bahwa kesulitan dalam mengelola keamanan data merupakan penghalang terbesar dalam mengadopsi hybrid cloud.

Untuk mengatasi hambatan ini, ndust bekerja di lingkungan yang kompleks seperti itu, maka organisasi-organisasi harus memilih lingkungan TI yang tepat, di mana nantinya secara aman dapat menjadi tuan rumah bagi aplikasi mission-critical mereka yang di tempatkan di cloud ndust dan cloud pribadi; dan bekerjasama dengan mitra yang memahami ndustry tempat mereka bekerja untuk memastikan adanya kepatuhan.

Laporan ini pun telah menemukan bahwa kinerja jaringan dan kurangnya keterampilan juga dianggap sebagai hambatan yang cukup besar untuk pengadopsian hybrid cloud. Apabila keduanya tidak ditangani dengan tepat, saat menerapkan cloud, maka dapat mengurangi manfaat yang ditawarkannya.

Rob Lopez, Executive Vice President, Intelligent Infrastructure di NTT Ltd., berkomentar “Saat bisnis ingin menavigasi di tahun yang baru, mereka harus melihat ke lingkungan hybrid cloud yang telah dioptimalkan untuk ketangkasan, keamanan, dan didukung oleh arsitektur jaringan yang tepat sekaligus memenuhi persyaratan kepatuhan. Hal ini adalah fondasi dari kesuksesan dalam implementasi cloud dan akan memungkinkan bisnis untuk mengatasi segala bentuk gangguan yang dihadapinya.”

Baca Juga: Lima Tren Ini Perkuat Fondasi TI untuk Akselerasi Digitalisasi ASEAN

Melakukan Kemitraan untuk Mencapai Kesuksesan

Kolaborasi industri dan bekerja sama dengan para ahli dari eksternal akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk menyiapkan lingkungan hybrid cloud bagi kelincahan bisnis pada sebuah perusahaan.

Saat NTT bertanya kepada responden di APAC tentang jenis kemitraan yang digunakan, 70,8% bisnis mengatakan mereka terlibat dengan integrator sistem, sementara 55,4% terlibat dengan konsultan spesialis keamanan informasi atau penyedia layanan keamanan terkelola (MSSP), dengan menggaris-bawahi pentingnya keamanan bagi penerapan cloud.

InfoKomputer secara rutin menyelenggarakan kelas online secara gratis untuk membantu meningkatkan kemampuan IT professional di Indonesia. Jika Anda tertarik, silakan daftar di sini.