Find Us On Social Media :

Rencana Adopsi Cloud Tahun Ini? Perhatikan 6 Tren yang Diprediksi Zoho

By Liana Threestayanti, Senin, 1 Maret 2021 | 13:00 WIB

Gibu Matthew, Vice President & General Manager untuk Asia Pasifik, Zoho Corporation.

 

Sejumlah tren seputar adopsi cloud computing diperkirakan Zoho akan terjadi tahun ini. Inovasi dan mitigasi risiko menjadi faktor penting di balik adopsi cloud oleh berbagai organisasi.

“Organisasi sedang mempercepat digitalisasi karena pandemi Covid-19. Semua pembelajaran dan praktik bisnis yang biasa kami ikuti kembali ditekankan oleh tren industri pada tahun 2020. Inovasi dan mitigasi risiko adalah faktor penting untuk adopsi cloud yang dapat membantu mengurangi ancaman dan mendukung stabilitas bisnis,” ungkap Gibu Mathew, Vice President and General Manager untuk Asia Pasifik di Zoho Corporation. 

Inilah beberapa tren seputar cloud computing yang diprediksi Zoho akan terjadi tahun ini.

1.Revolusi Cloud

Di tengah pandemi tahun 2020 lalu, teknologi cloud membantu menambah daya tahan perusahaan dalam mengantisipasi disrupsi sehingga perusahaan dapat secara cepat mengubah model kerja menjadi lebih gesit dan terukur. Bisnis dengan cepat menyadari pentingnya platform teknologi, seperti e-commerce, pembayaran digital, dan inovasi lainnya. 

Investasi cloud di kawasan Asia Pasifik telah meningkat meskipun pengeluaran TI secara keseluruhan menurun.Transformasi peralihan ke teknologi cloud pun tidak melambat karena semua bisnis saat ini beralih ke digital, sehingga memungkinkan mereka untuk  mengikuti tren teknologi.  Zoho menyebutkan bahwa belajar dari tahun 2020, cloud telah membuktikan bahwa solusinya mampu menghilangkan banyak kompleksitas di bidang teknologi informasi, ketika bisnis harus meminimalkan downtime, tetap beroperasi dan menjalankan keberlangsungan rencana dengan anggaran yang lebih ketat.

2.Layanan Cloud Terkonsolidasi

Zoho menyatakan bahwa akibat kurangnya moderasi industri SaaS saat ini sedang jenuh dengan perusahaan teknologi. 

Semakin banyak aplikasi bermunculan setiap hari. Di bidang teknologi pemasaran (marketing technology) saja, menurut Chiefmartec.com, jumlah solusi berbasis cloud saat ini berada di angka sekitar 8000 solusi . 

Tantangan mendasar dengan masalah kelebihan pasokan ini adalah kegagalan memilih mitra teknologi yang tepat. Ini akan membuat praktisi bisnis harus mempelajari banyak solusi teknis dari berbagai platform. Seringkali, antara satu platform dengan lainnya tidak ada integrasi, ketidakcocokan antarplatform digital menghambat pekerjaan alih-alih  memudahkannya.

Zoho menyarankan, di era experience economy seperti sekarang ini, penyedia platform teknologi harus bisa memastikan bahwa solusi dan layanan yang mereka tawarkan dapat memberikan pengalaman yang mulus bagi pengguna. 

Selain itu, tidak banyak perusahaan SaaS yang benar-benar menguntungkan seperti anggapan umum. Ditambah dengan kurangnya diferensiasi dalam hal layanan, perusahaan-perusahaan ini harus dengan cepat mencari cara untuk mengembangkan keunggulan kompetitif dalam berkompetisi dengan penyedia platform lain yang saat ini sudah sangat banyak. Jika gagal melakukannya, mereka hanya akan menjadi bagian dari cerita konsolidasi orang lain, bukan menjalankannya sendiri.

3.Keamanan TI

Keamanan siber semakin canggih dari tahun ke tahun, terutama dalam setahun terakhir. Pasalnya, diperkirakan 18.000 organisasi telah terpengaruh oleh apa yang disebut serangan supply chain yang dianggap cukup canggih pada tahun 2020. Mengingat meningkatnya insiden keamanan siber, penting bagi bisnis untuk mengamankan dan melindungi data, jaringan, dan solusi cloudnya.

4.Meningkatnya Masalah Privasi

Banyak bisnis mempraktikkan 'pengawasan tambahan' - yaitu proses penyematan sebuah kode di situs web  untuk menangkap aktivitas pengguna dengan tujuan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Namun, mereka tidak menyadari bahwa mereka juga menjadi bagian dari yang kami sebut sebagai jaringan "adjunct surveillance" yang memungkinkan perusahaan periklanan mengakses pola keputusan pembelian dan informasi lain dari pengunjung yang datang ke situs web mereka. Informasi ini ketika dicocokkan dengan transaksi yang dilakukan secara online menghasilkan data berguna yang dijual secara langsung atau tidak langsung melalui "kemitraan strategis".

5.Definisi Ulang Pengalaman Karyawan

Organisasi mempercepat transformasi digital dan cloud untuk beradaptasi dan mempertahankan kelangsungan bisnis. Karena berbagai fungsi bisnis bekerja dari rumah, departemen TI akan ditugaskan untuk memastikan bahwa pengalaman kerja jarak jauh yang sama baiknya dengan pengalaman bekerja di kantor. Fenomena ini membutuhkan platform solusi yang bisa digunakan untuk fungsi sehari-hari agar pekerjaan berjalan dengan mulus antara lingkungan kerja fisik dan lingkungan jarak jauh.

Peralihan dan pendekatan cara kerja baru dari rumah di mana seseorang bekerja sendiri, akan membutuhkan banyak konteks untuk dibangun, agar dapat bekerja untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Hal ini seiring dengan semakin pentingnya keamanan siber saat karyawan bekerja dari rumah dan memastikan praktik keamanan yang baik telah diterapkan tanpa memengaruhi produktivitas mereka.

6.Pengalaman Pelanggan dan Kecerdasan Buatan (AI)

Munculnya pengoperasian bisnis jarak jauh untuk melayani klien melalui berbagai media yang berbeda telah mengubah perilaku pelanggan. Mereka ingin, perusahaan membuat koneksi yang berarti dengan pelanggan melalui setiap interaksi dan meningkatkan pengalaman mereka.

Artificial Intelligence (AI) mengubah cara perusahaan mempelajari serta menafsirkan interaksi dan pikiran pelanggan. Teknologi ini bila digunakan dengan benar dapat membantu berkomunikasi dengan pelanggan secara efektif dengan membantu agen penjualan mengurai poin data interaksi yang besar ke mesin AI untuk membuat keputusan yang lebih baik.