Find Us On Social Media :

Alasan IKM Nasional Perlu Melakukan Digitalisasi Pengelolaan Energi

By Rafki Fachrizal, Jumat, 5 Maret 2021 | 16:15 WIB

Ilustrasi Digitalisasi Pengelolaan Energi

Namun begitu, banyak juga pelaku industri yang dapat bertahan di masa krisis ini dan mereka adalah perusahaan yang telah memulai transformasi digital.

Belajar dari pandemi, kemampuan perusahaan untuk dapat mengelola operasionalnya secara lebih efisien, dan dapat tetap produktif di tengah pembatasan interaksi sosial menjadi faktor penting dan menentukan tingkat ketahanan bisnisnya.

Efisiensi operasional dalam hal ini adalah bagaimana perusahaan menjalankan kegiatan bisnisnya melalui pengelolaan sumber daya yang cerdas untuk menghasilkan produktivitas yang lebih baik dan dapat mengurangi beban operasional.

Salah satu beban operasional yang berkontribusi cukup signifikan terhadap biaya produksi adalah biaya energi dengan kisaran antara 20-30 persen.

Hedi Santoso, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengungkapkan “Pengelolaan energi menjadi salah satu area kritis dimana resikonya cukup tinggi dan area bisnis yang harus dioptimalkan oleh IKM agar dapat kompetitif dan berkelanjutan. Di era margin yang semakin ketat dan peningkatan daya saing, mengembangkan rencana pengelolaan energi memungkinkan IKM untuk memangkas biaya operasional, meningkatkan efisiensi, dan memastikan kelangsungan bisnis dalam lanskap energi yang terus berubah.”

Dilanjutkan Hedi, “Pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan energi dapat membantu perusahaan menganalisa konsumsi energinya, dan mengambil keputusan berdasarkan data real-time untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya energi hingga 50 persen. Digitalisasi memungkinkan perusahaan memiliki kemampuan analisa prediktif berbasis data atas kemungkinan terjadinya gangguan serta melakukan tindakan preventif sebelum terjadi kegagalan yang dapat merugikan perusahaan, sehingga menciptakan lingkungan operasional yang lebih Tangguh dan berkelanjutan.”

Baca Juga: Lima Hal Penting dalam Menyusun Strategi Data Analytics Masa Depan

Tuntutan Konsumen Masa Depan Terhadap Keberlanjutan Lingkungan

Kesadaran konsumen akan korelasi antara pilihan produk yang dikonsumsi dengan konstribusinya terhadap dampak lingkungan terus meningkat.

Gerakan mengurangi penggunaan kantong plastik, menggunakan produk daur ulang, menghemat penggunaan listrik dan air sedikit demi sedikit mulai menjadi kebiasaan baru.

Konsumen di negara yang sudah lebih maju bahkan telah meminta brand produk yang dikonsumsinya untuk secara transparan mengaudit kegiatan operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan termasuk salah satunya penurunan emisi gas rumah kaca dengan pengelolaan energi yang lebih baik dan pemanfaatan energi terbarukan.

Konsumsi energi listrik diperkirakan akan meningkat signifikan dalam dua dekade ke depan yang diakibatkan oleh pertumbuhan populasi masyarakat yang diprediksi mencapai 8,5 miliar orang pada 2030, dan produksi energi listrik akan bertumbuh lebih dari 70 persen dalam 20 tahun ke depan yang dipicu oleh urbanisasi dan standar hidup yang tinggi.