Find Us On Social Media :

Alasan IKM Nasional Perlu Melakukan Digitalisasi Pengelolaan Energi

By Rafki Fachrizal, Jumat, 5 Maret 2021 | 16:15 WIB

Ilustrasi Digitalisasi Pengelolaan Energi

Tuntutan konsumen masa depan terhadap keberlanjutan lingkungan ini akan menciptakan standar baru di industri dan menjadi alarm untuk segera mengambil langkah perubahan dalam pengelolaan kegiatan bisnisnya.

Sektor IKM nasional harus jeli dalam mengantisipasi tantangan masa depan ini terutama agar dapat lebih kompetitif dalam menggarap pasar global.

Baca Juga: Waktu Renaisans PC adalah Sekarang

Kebijakan Pemerintah dan Pemimpin Dunia Terhadap Net Zero Gas Rumah Kaca

Pemerintah Indonesia tahun lalu meningkatkan target Nationally Determined Contribution (NDC) untuk penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen melalui pendanaan APBN/APB serta 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030, sebagai aksi lanjutan dari komitmen global dalam pertemuan G20 di Pittsburgh tahun 2009 lalu.

Pemerintah Indonesia juga menyatakan komitmennya untuk menggunakan energi terbarukan yang ditargetkan mencapai 23% dari total penggunaan energi pada 2030 dan 31% pada 2050.

Dalam mencapai penurunan emisi ini, pemerintah berfokus pada lima sektor yaitu sektor energi, industri, kehutanan, pertanian dan limbah.

Di sektor industri sendiri terdapat tiga sumber emisi gas rumah kaca yang menjadi perhatian, yaitu penggunaan energi sekitar 40%, dan sisanya berasal dari teknologi proses dan limbah yang dihasilkan industri.

Pengelolaan energi berbasis teknologi digital menjadi agenda utama para pemimpin dunia untuk menciptakan hubungan yang lebih berkelanjutan antara konsumsi energi dan pertumbuhan bisnis. Cepat atau lambat, mau tidak mau, sektor industri termasuk IKM nasional harus beralih dari pengelolaan konvensional dan membuat rencana pengelolaan energi yang lebih strategis.

“Sekarang adalah waktunya bagi IKM nasional yang ingin memperkuat keunggulan kompetitif mereka, meningkatkan profitabilitas mereka, memenuhi ekspektasi pemerintah dan konsumen masa depan, serta memastikan kelangsungan bisnis mereka, untuk membuat rencana pengelolaan energi secara lebih strategis,” jelas Hedi.

“Di Schneider Electric, kami menyaksikan langsung bagaimana klien kami dari sektor IKM dapat bertahan di masa pandemi dengan semakin produktif dan efisien melalui pemanfaatan solusi digital kami yang terbuka dan dapat diskalakan,” tambah Hedi.