“Pendekatan Hybrid cloud sangat memungkinkan bagi perusahaan memenuhi kebutuhan bisnis yang sangat dinamis, tidak harus selalu menyiapkan capital expenditure yang besar di depan untuk memanfaatkan inovasi dari teknologi terbaru ” papar Ana.
Dari sisi keamanan, CEO Google Cloud Indonesia Megawaty Khie yang turut hadir sebagai narasumber webinar mengatakan, perusahaan yang berencana bermigrasi menggunakan layanan hybrid cloud tak perlu khawatir.
Sebab, saat ini Google Cloud sebagai penyedia layanan cloud selain memiliki data center di Indonesia juga telah dilindungi dengan enkripsi yang tidak mudah diretas. Ia mengimbau perusahaan yang hendak menggunakan layanan cloud untuk memilih provider yang tepat.
“Pertama, pilihlah penyedia jasa cloud tepat. Contohnya, Google Cloud. Google memiliki banyak sertifikasi keamanan sehingga data pelanggan aman tanpa khawatir diretas,” kata Megawaty.
Megawaty juga memaparkan, keamanan data merupakan tanggung jawab bersama. Tidak hanya dari penyedia cloud, namun juga pengguna layanan itu sendiri.
“Kami selalu memberikan pemahaman kepada customer, mengenai keamanan data merupakan tanggung jawab bersama. Maka dari itu kita juga memberikan pelatihan bagi pelanggan agar sama-sama memahami dan bisa mengamankan data itu sendiri,” tambah Megawaty.
Lebih lanjut, Megawaty meyakinkan, jika Google Cloud telah berpengalaman dan sudah melayani berbagai pelanggan di Tanah Air termasuk banyak diantaranya di sektor keuangan.
Baca Juga: NTT Ltd: Bisnis di APAC Memandang Pentingnya Adopsi Hybrid Cloud
“Kami sudah banyak melayani beberapa pelanggan besar di Indonesia seperti BRI, Ovo, Gopay, dan masih banyak lainnya karena mereka percaya bahwa kami memiliki keamanan yang terjamin,” papar Megawaty.
Senada dengan Megawaty Khie. CEO NTT Indonesia Hendra Lesmana memaparkan, keamanan data merupakan tanggung jawab bersama. Sebab penyedia public cloud memiliki sertifikasi yang amat banyak agar senantiasa dapat digunakan oleh berbagai industri termasuk industri yang teregulasi.
“Harus ada kerjasama antara penyedia dan pengguna cloud. Untuk itu pemanfaatan Cloud harus diarsikterturkan dengan benar,” ujar Hendra.
Hendra juga menjelaskan mengenai CIA: confidentiality, integrity and availability sangat penting untuk menghadapi serangan cyber security.
“Kita harus selalu berasumsi menghadapi adanya serangan atau adanya breach. Untuk itu, pengguna harus memiliki copy atau backup data, baik diletakan di public cloud atau private cloud fitur restore itu ada. Hal ini mesti dipikirkan saat dibangun,” katanya.
Selain itu, sebagai salah satu kunci penerapan hybrid cloud, menurutnya calon pengguna juga harus mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai dengan bermigrasi menggunakan cloud.
“Kami dari NTT selalu membantu pelanggan mengidentifikasi apa saja yang bisa pelanggan capai dengan menggunakan inovasi yang ada di cloud baik itu dari public cloud maupun private cloud, sehingga kita bisa memulai dari minimum viable product,” kata Hendra Lesmana.
Tim konsultasi Cloud NTT akan melakukan pendampingan dalam keefektifan pemanfaatan public cloud maupun pembangunan private cloud dan bagaimana keduanya dapat dioptimalkan sesuai skala perusahaan saat ini dan visi perusahaan kedepannya.