Menurutnya, saat ini sudah banyak contoh inovasi yang dilakukan dengan Internet of Data, Analytics, dan ML, bahkan di Indonesia.
Contohnya startup kesehatan Halodoc yang menggunakan teknologi image dan video recognition untuk men-screening gambar atau video pada saat pasien melakukan konsultasi online.
Ada juga startup Happyfresh yang menggunakan teknologi ML untuk memberikan rekomendasi kepada penggunanya untuk mempersonalisasi user experience mereka.
Selain itu, ada pula startup fintech Kredivo yang telah menggunakan teknologi ML untuk membantu proses KYC (Know Your Customer).
Prediksi yang ketiga, teknologi akan mengubah cara kita berinteraksi. Bukan hanya di dalam dunia maya, namun juga di dunia fisik dan nyata.
Dijelaskan Gunawan, salah satu contoh penerapannya adalah Amazon Go, yang merupakan inovasi di dunia ritel.
Amazon Go memungkinkan pelanggan untuk bisa masuk ke dalam tokonya untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan.
Uniknya di sini, pelanggan hanya perlu mengambil barang yang mereka perlu dan kemudian keluar begitu saja tanpa perlu mengantre di kasir untuk melakukan pembayaran.
“Itu bisa terjadi karena toko-toko Amazon Go tersebut dilengkapi dengan bermacam teknologi untuk dapat mengenali pelanggan ketika masuk toko, barang-barang apa saja yang diambil, dan kemudian secara akurat menagihkan belanjaan ke rekening Amazon pelanggan,” papar Gunawan.
Menurutnya, hal seperti itu sangat mungkin diterapkan di dunia ritel di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Agar, toko-toko tidak perlu ada antrean dan akan meningkatkan pengalaman pelanggan dalam berbelanja.
“Teknologi akan mengubah cara berinteraksi dengan dunia di sekeliling kita. Saya percaya bahwa teknologi akan terus membantu perusahaan-perusahaan untuk berinovasi di area-area yang baru. Kini waktunya anda bangkit dan mengusung ide anda. AWS dapat membantu dan mari kita bangun bersama-sama untuk Indonesia,” pungkas Gunawan.
Baca Juga: APN Bantu Perusahaan TI Majukan Bisnis di Era Transformasi Digital